Pada mulanya Alkaysan hadir dengan nama “STUDIO 25” di Krueng Geukueh, Daerah Istimewa Aceh. Sang pemilik, Akmal Hanif, ST yang sebenarnya merupakan sarjana lulusan Teknik Kimia, membangun sebuah unit usaha yang hanya bergerak di bidang jasa reklame, pembuatan stempel dan papan bunga dengan skala kecil. Seiring waktu, Ia berkeinginan menjadikan usahanya, sebagai percetakan terbaik di Aceh. STUDIO 25 pun bertransformasi menjadi  CV. ALKAYSAN, Aceh. Sebuah nama yang terinspirasi dari nama anak pertamanya, Muhammad Kaysan.

Pria kelahiran Krueng Geukeuh, tahun 1983, jatuh bangun dalam mengembangkan usahanya. Dari mulai nekat menjaminkan sertifikat rumah milik orang tuanya ke salah satu bank milik pemerintah, hingga berbagai kesulitan dan tantangan lainnya yang menghadang.

Berkat restu dan do’a orang tua, serta kerja keras, akhirnya berdirilah Alkaysan di Krueng Geukueh yang dilengkapi dengan mesin cetak Heidelberg GTO, mesin potong kertas, mesin laminating, mesin binding serta beberapa mesin finishing lainnya.  Kekompakan dan kepercayaan penuh antar sesama karyawan terjalin sangat erat di tubuh Alkaysan yang membuahkan kepuasan dari konsumen, membuat Akmal Hanif semakin yakin dalam menjalankan usaha.  Cabang-cabang baru, ia buka.  Sayap usaha pun terus dilebarkan dan hingga saat ini Alkaysan telah berhasil memperluas usahanya hingga 6 cabang.

Berikut ini lokasi-lokasi  usaha Alkaysan :

  • Alkaysan 1 Krueng Geukueh – Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara (Kantor Pusat), didirikan pada bulan Agustus 2011
  • Alkaysan 2 Takengon – Kabupaten Aceh Tengah.  Didirikan pada bulan April 2013
  • Alkaysan 3 Sigli – Kabupaten Pidie.  Didirikan pada bulan September 2013
  • Alkaysan 4 Meureudu – Kabupaten Pidie Jaya. Didirikan pada bulan Mei 2014
  • Alkaysan Pro Lhokseumawe – Kotamadya Lhokseumawe.  Didirikan pada bulan januari 2015
  • Alkaysan Pro Banda Aceh – Kotamadya Banda Aceh (Ibukota Provinsi Aceh).  Didirikan pada bulan Juli tahun 2016

Dengan jumlah karyawan saat ini mencapai 45 orang,  Alkaysan telah mampu menjangkau sebagian besar Kabupaten dan Kota-kota  di Aceh. Ke depannya, Alkaysan akan terus mengembangkan sayapnya hingga ke seluruh kabupaten dan kota yang ada disana.

Akmal Hanif dan Keluarga (Pemilik Percetakan Alkaysan Group_

Kondisi cetak mencetak  di Aceh saat ini masih sedikit tertinggal dibandingkan provinsi Sumatera utara, khususnya, Kota Medan. Karena mesin-mesin cetak disana lebih canggih dan lebih lengkap serta harga cetakannya lebih murah. Hingga saat ini masih banyak cetakan dengan jumlah besar yang dicetak disana. Mungkin apabila percetakan di Aceh mampu menyamai kualitas dengan percetakan yang ada di kota Medan serta mampu menawarkan harga cetakan yang lebih bersaing, Akmal Hanif yakin Alkaysan  mampu melayani seluruh kebutuhan cetak yang ada di Aceh.Mesin mesin yang dimiliki Alkaysan, saat ini begitu banyak. Yang terbaru diinstal bulan Desember 2019 lalu adalah mesin cetak digital production press, Ricoh Andromeda Pro C9200. Selain itu ada 1 Unit Mesin cetak offset GTO 5 warna, beberapa unit mesin cetak digital Fuji Xerox berbagai varian, mesin cetak digital Canon berbagai varian, 3 Unit Mesin Potong Kertas, 1 Unit Mesin Binding, beberapa unit Mesin Outdoor printhead Konica 512i, beberapa Unit Mesin cetak Outdoor printhead Konica 1024i, mesin HP Pagewidwe, Mesin flatbed, mesin EZ Fiber Laser, mesin textile printer sublimation, dan banyak lagi.

Pengalaman yang paling mengesankan dan membanggakan adalah Alkaysan pernah 3 (tiga) tahun berturut turut menjadi percetakan terbaik Se-Aceh di salah satu media cetak.

Percetakan Alkaysan group rutin menyelenggarakan gathering karyawan

Mencoba Menghadirkan HP Indigo 5500 tapi gagal Karena tidak ada Leasing yang mau  memfasilisasi Pengusaha di Aceh.

Saya pernah mencoba untuk menghadirkan mesin HP Indigo 5500 untuk pertama kalinya di Aceh,  Sedihnya Aceh ini belum menjadi seperti provinsi lainnya di Indonesia. Aceh masih identik dengan daerah konflik sehingga tidak ada pihak leasing yang berani membiayai pembelian mesin tersebut. Alasannya seperti yang saya sebutkan di atas, malah kami disarankan untuk buka di Medan saja. Sedih, kan?  tapi inilah realita Aceh, masih sulit untuk pengusaha di Aceh untuk mengembangkan usahanya. Tapi saat ini Aceh sudah mulai berbenah dan kedepannya Aceh sangat aman untuk berinvestasi.

Trend industri printing di Aceh di Mata Akmal Hanif

Saat ini trend printing sedang bergerak ke era One Stop Printing, semua kebutuhan printing, reklame, dan sebagainya, berada dalam satu usaha sehingga semua kebutuhan printing dapat terlayani tanpa harus mencari kesana kemari dan Alkaysan pun akan siap untuk menghadapi era tersebut.

Percetakan yang berbasis Syariah menjadi misi Alkaysan

Percetakan asal Aceh ini memiliki visi misi yang cukup ambisius tapi positif. Visi misinya adalah sebagai berikut :

Visi : Menjadikan Alkaysan sebagai pusat percetakan terlengkap, tercepat, termurah dan terbesar di Aceh.

Misi :

  1. Menjadi perusahaan percetakan dengan mesin terlengkap.
  2. Profesional dan pengerjaan dan penyelesaian orderan konsumen.
  3. Kualitas desain yang prima yang didukung oleh Desainer Grafis yang handal.
  4. Ketepatan waktu penyelesaian dan kualitas menjadi prioritas utama.
  5. Bekerjasama dengan berbagai instansi pemerintah dan swasta dalam membina dan melahirkan tenaga professional.
  6. Agama dan Ibadah adalah Panduan utama dalam bekerja sehingga menjadikan Alkaysan sebagai Percetakan yang berbasis Syariah. @