(Oleh Andrey Damar - Director Print Graphic Media)
photo: Messe Düsseldorf/ctillmann

Jelang enam bulan lagi dari tulisan ini diposting, Drupa fair 2020 akan berlangsung di messe Dusseldorf, Jerman (16 – 26 Juni 2020). Tentunya, Print Graphic sebagai media nasional yang berfokus di bidang graphic-arts, dimana media ini menjadi sumber informasi bagi para pelaku bidang percetakan di Indonesia dan menjadi media partner bagi banyak sekali brand mesin printing terkemuka dunia (antara lain ; Heidelberg, Koenig & Bauer, Komori, Hp Inc., Fujifilm, Ricoh, Xerox, Canon, Konica Minolta, Epson, Roland, Mimaki, dan lain-lain) wajib hukumnya untuk melakukan liputan secara langsung ke perhelatan Drupa nanti. Bahkan jauh sebelum Drupa dimulai, Print Graphic sudah mendapatkan undangan untuk meliput pre Drupa event dari beberapa vendor utama.

Di era internet, industri ritel telah mengalami banyak perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Transformasi media cetak ke digital secara radikal turut mengubah industri percetakan dunia. Banyak orang beralih bacaan ke e-book, berita online, social media (facebook, Twitter, Instagram, Youtube) sehingga sempat diperkirakan akan menandai berakhirnya era cetak. Beberapa waktu lalu, kita terus disuguhi kabar tutupnya media-media cetak mainstream. Sebagian beralih ke media online. Sebut saja di Indonesia, tabloid Bola dan Majalah Hai. Apakah media cetak akan benar-benar menjadi sejarah masa lalu, seiring makin langkanya loper koran dan majalah? Kita tidak bisa menolak teknologi. Bukan hanya media cetak saja, bahkan perdagangan ritel pun mengalami disrupsi. Bagaimana toko-toko di mall mengalami ‘lesu darah’ dihantam oleh market place.

Kembali ke pertanyaan tadi, apakah dengan kondisi ini, media cetak akan mengalami kematian? Tentu diharapkan tidak. Media cetak harus mengikuti perubahan. Harus berintegrasi dengan teknologi digital. Seperti apa yang telah dilakukan oleh New York Time. Print Graphic sendiri pun mengikuti trend. Penguatan konten dilakukan di sektor media cetaknya, penyebaran informasi dilakukan juga melalui online (website, vlog Youtube dan konten-konten di media sosial). Print Graphic berubah wujud menjadi multimedia.

Dari data APTech  (Association for Print Technologies), sejak era disrupsi, market printing telah didominasi oleh sektor packaging. Ini dikarenakan banyak dari perubahan gaya hidup tersebut berimbas ke urusan pencetakan komersial. Apakah pencetakan komersial serta merta menghilang? Tidak, mereka menjadi semakin customized dan on-demand. 

Nah, dari trend ini, salah satunya pencetakan customized akan banyak mewarnai penampilan Drupa fair 2020 yang akan berlangsung di messe Dusseldorf, Jerman (16 – 26 Juni 2019). Kampanye ini sudah mulai digaungkan di Drupa 2012 oleh HP Indigo. Kemudian diikuti oleh vendor mesin digital printing lainnya.  Disini perlunya para print business management untuk  menyesuaikan diri dengan tren yang muncul. Hal ini diperlukan untuk membantu memenuhi kebutuhan pelanggan, dan dalam banyak kasus, juga dapat membantu mengurangi biaya operasional.

Stand Canon di Drupa 2016
Tren-trend  berikut ini diprediksi akan mendorong masa depan industri percetakan :
1. Pencetakan Digital Semakin Memasyarakat

Pasar pencetakan digital diperkirakan akan meraih omzet total secara global sekitar $ 28,85 miliar pada tahun 2023. Cukup untuk mengatakan bahwa kegagalan untuk beradaptasi dengan pasar yang meningkat ini dapat memiliki dampak drastis pada bottom line bisnis. Teknologi digital printing saat ini telah sangat meningkat, menawarkan desain cepat, kualitas terbaik dengan biaya yang masuk akal. Akibatnya, semakin banyak perusahaan percetakan yang beralih. Pencetakan digital juga memungkinkan pencetakan sesuai permintaan, yang memberi pelanggan fleksibilitas tambahan saat memesan bahan seperti kemasan. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan kustomisasi, cetak offset akan mengalami penurunan minat, sehingga sangat penting bagi pelaku bisnis untuk melompat pada lini digital.

stand Landa di Drupa 2016
2. Permintaan Cetak Customized dari end-user.

Setiap tahun, semakin banyak end-user berusaha merancang kemasan mereka sendiri, mendorong perusahaan percetakan untuk mengembangkan teknologi yang dapat memenuhi permintaan ini. Seiring kemajuan baru dalam pencetakan digital, cetakan yang lebih cepat dan berkualitas lebih tinggi akan menjadi umum, memungkinkan pelanggan untuk mencapai customisasi secara premium.

Mencetak personalisasi di  kotak kemasan, kemungkinan akan muncul sebagai salah satu trend  terpanas di tahun 2020. Banyak perusahaan sudah mulai menawarkan fitur ini karena memperkuat citra merek dan meningkatkan pengalaman unboxing. Selain mendapatkan tampilan yang lebih profesional dan personal.

3. Pentingnya Keberlanjutan

Keberlanjutan telah menjadi masalah besar. Kepedulian lingkungan modern telah mengubah fokus konsumen, dan industri percetakan telah memperhatikan. Untuk membantu memerangi limbah dan polusi, pabrikan kini memproduksi peralatan yang tidak mengandung lapisan berbasis pelarut, dan juga menawarkan jenis papan baru yang berkelanjutan. Perusahaan-perusahaan percetakan juga mendorong keberlanjutan, mengambil keuntungan dari pencetakan di dalam kotak untuk menghilangkan kebutuhan akan pengemasan kwitansi, dengan demikian menunjukkan kepada pelanggan mereka bahwa mereka sadar lingkungan dan bersedia membantu membuat perbedaan.

4. Model Cetak Pay-as-You-Go (e-Money)
stand ricoh di pameran drupa
stand Ricoh di Drupa 2016

Tradisi bertahun-tahun, konsumen menerima faktur bulanan setelah mengirim pekerjaan cetak mereka.  Faktur mencantumkan uraian setiap pekerjaan, biaya, dan termasuk ketentuan pembayaran yang mengharuskan konsumen untuk membayar dalam beberapa minggu. Karena permintaan pasar, model pembayaran ini digantikan oleh model pay-as-you-go, yang menawarkan pelanggan lebih banyak fleksibilitas. Tidak ada lagi faktur bulanan, pelanggan sekarang dapat segera membayar bahkan tanpa membawa uang, cukup membawa handphone (uang digital). Model pembayaran ini akan menjadi nilai tambah besar bagi percetakan karena akan membantu klien mengelola biaya mereka, sehingga mengurangi cash flow. ▪