bangun jaya

Bangun Jaya digital printing merupakan perusahaan digital print yang sudah cukup lama berkiprah. Nama Bangun Jaya sendiri diambil dari nama pemiliknya, H. Bangun Jaya (58 tahun). Pria paruh baya, yang berasal dari Sidempuan, Sumatera Utara, sudah bergelut di dunia fotokopi sejak membuka toko di daerah lingkungan kampus Universitas Pancasila, Depok, di tahun 1985.

H. Bangun Jaya telah memiliki 3 outlet di Jakarta. Dua diantaranya berada di daerah Pondok Labu dan satunya lagi berada di daerah Cinere. Total karyawan saat ini ada 47 orang di seluruh outlet.

Dimulai dari tahun 2006 hingga tahun 2015, Ia sudah menginstalasi 15 unit Konica Minolta, dari pertama kali sampai sekarang.

Selama perjalanan waktu itu, sudah lima kali pula, Bangun Jaya mendapatkan fasilitas dari Konica Minolta untuk mengunjungi berbagai negara di dunia, termasuk Jepang, Australia, Germany, Belanda, hingga Amerika Serikat
Saya puas dengan hasil kerja cetak mesin Konica Minolta. Kecepatannya mumpuni. Kualitas bagus dan lebih presisi. Customer juga repeat order karena kualitas cetak yang bagus dan ongkos cetak yang kompetitif.

Redaksi mewawancarainya langsung di outletnya, di daerah Pondok Labu, Jakarta Selatan :

Bagaimana usaha percetakan ini dimulai ?

Saya memulai usaha fotokopi di usia 25 tahun, belum menikah, di daerah Kampus Universitas Pancasila. Dulu, saya bekerja dengan kakak saya yang punya usaha mini market, kebetulan di mini market tersebut juga ada usaha foto kopinya. Nah, saya yang bertanggung jawab di usaha fotokopinya tersebut. Kemudian saya mencoba keluar di lingkungan kampus, ternyata ordernya lebih luas dan merata.

Segmen cetak di daerah Pondok Labu ini seperti apa, Pak?

Customer yang datang lebih banyak dari kalangan broker. Tetapi instansi-instansi perkantoran juga banyak yang datang untuk order cetak pada kami. Seiring demand yang tinggi terhadap full color, penyediaan mesin-mesin cetak full color pun kami tambah terus seiring meningkatnya pemesanan. Hanya saja, di situasi ekonomi saat ini, order-order dari perkantoran berkurang, tetapi retail terus meningkat.

Mesin production press yang Bapak pakai lebih banyak Konica Minolta, apa alasannya?

Sudah 13 tahun, saya menggunakan Konica Minolta dari tahun 2006, awalnya, saya menggunakan produk Konica Minolta seri yang kecil. Saya mulai menginstal bizhub PRESS C6051, lalu C7000, kemudian C8000. Seiring, bisnis yang makin meningkat, kini produk high-end Konica Minolta yang saya punya, yaitu KM bizhub PRESS C1100 dan Konica Minolta Accuriopress sudah saya install lebih dari tiga unit. Menurut saya, Konica Minolta paling bagus, dari segi hasil, kecepatan, dan cara kerjanya. Yang saya rasakan bizhub PRESS C1100 yang paling bagus. Ini merupakan penyempurnaan dari tipe sebelumnya.

baca juga : Di tahun 2018, Konica Minolta AccurioPress Raih Penjualan Mesin A3+ Paling Laris

PT. Perdana Jatiputra itu sangat pintar cari konsumen. Mereka datang ke arisan komunitas pengusaha fotokopi di daerah Depok. Mereka menawarkan mesin-mesinnya. Saya memberanikan diri untuk mencoba pakai. Ternyata, lumayan juga, walaupun saat itu, yang saya beli adalah ukuran yang kecil, maklumlah, namanya pemula. Teman-teman pengusaha fotokopi lainnya pun bertanya kepada saya, “bagus, enggak?.. . “ saya katakan, bagus. Seperti pemilik Pandawa, lalu Super Mandiri, Koka dan lain-lain. Akhirnya, mereka mengikuti saya dengan membeli Konica Minolta, ha.. ha.. ha… . Waktu itu, managernya masih Bapak Rezwan Ngani bisa melakukan pendekatan yang bagus pada kami. Calon pembeli diberikan banyak kemudahan. Modal kurang, dia carikan jalan keluarnya.

Bagaimana dengan produk Large format yang digunakan Bangun Jaya Printing?

Kami banyak menggunakan mesin-mesin dari Printmate sejak dulu. Dari mulai Epson, Roland, hingga Mimaki. Kalau di Printmate, saya selalu ketemunya dengan Pak Leo. Saya juga suka Roland VersaCamm. Ada dua unit yang saya install di outlet saya. Untuk cetakan keperluan arsitektur atau blue print, saya pakai Océ . Selain mesin-mesin tersebut, kami juga pernah menggunakan mesin-mesin cetak outdoor brand China, seperti Crystaljet.

Opini Bapak tentang para penyedia mesin dan bahan baku di Indonesia?

Ya, mungkin perhatian dari para vendor yang perlu lebih ditingkatkan lagi, baik dalam kunjungan ke customer dan after sales service-nya. Juga, jangan terlalu ‘kaku’ dalam penagihan, karena yang namanya usaha kan juga tidak selamanya mulus. Koordinasi di internal (khususnya di finance, marketing dan teknisinya) yang mesti dibangun lebih baik lagi.