Percetakan XGraphics baru-baru ini menorehkan prestasi membanggakan dengan memenangkan Premier Print Awards 2018 Best of Category. Penganugerahan yang diselenggarakan oleh Printing Industries of America (PIA). Sedangkan Premier Print Awards merupakan kompetisi cetak Internasional paling bergengsi di dunia.owner xgraphics

Lebih dari 2.000 karya yang diserahkan untuk dinilai dan 127 diberikan penghargaan Kategori Terbaik. Para penerima penghargaan tahun ini berasal dari, Amerika Serikat, Kanada, Cina, Meksiko, Australia, Indonesia dan Uni Emirat Arab. Untuk mendapat Penghargaan Premier Print, hasil karya harus menunjukkan kualitas cetak yang benar-benar unggul dan keahlian luar biasa.

Penghargaan Premier Print Awards 2018 diumumkan pada tanggal 30 September 2018 lalu di J.W. Marriott Hotel di Chicago, Illinois bersamaan dengan pameran PRINT 18.

Harjanto Sudarsono sebagai pemilik Percetakan XGraphics akan tampil di Seminar Print Graphic di All Print 2018, pada hari jum’at, 26 oktober 2018.

Liputan mengenai percetakan XGraphics pernah diterbitkan majalah Print Graphic tahun 2015 (volume 5). Perjalanan setelah kurang lebih empat tahun, kini XGraphics semakin berkembang dan menjelma menjadi percetakan besar yang mampu memadukan antara segmen retail dan digital yang mengutamakan on-demand /customize dengan segmen konvensional yang lebih mengutamakan volume (offset komersial dan packaging).


Baca : Sejarah XGraphics di versi Digital majalah print graphic


harjanto sudarsono

Berdirinya XG Press Setelah Berkiprah lama di Ranah Fotokopi dan Cetak Digital

Harjanto Sudarsono kini berkiprah di bidang cetak offset. Selain karena memang telah memiliki market, Ia juga mempertimbangkan pentingnya mesin yang mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan order heavy duty. Ini dilakukan setelah lama berkiprah di dunia digital printing.

Karena bisnis digital printing belum mampu mengerjakan order-order jutaan ‘druck’ dalam waktu cepat. Obsesi lama Harjanto untuk mendirikan divisi offset, akhirnya terwujud di tahun 2016, ditandai dengan kehadiran mesin cetak empat warna Heidelberg Speedmaster CX 102-4.

Divisi XGraphics Press yang mampu mengerjakan cetak komersial dan packaging. Sebelumnya, XGraphics memang telah memiliki armada offset sejak tahun 2007. Tetapi itu untuk pengerjaan oplah-oplah kecil, yaitu mesin Heidelberg SM 52-4.

Beruntung, obsesi Harjanto untuk membangun offset terbantu dengan dijualnya dua rumah dengan luas tanah sekitar 300 meter, disamping belakang ‘store’ XGraphics Benhil, sehingga tanpa harus membangun pabrik di kawasan industri, divisi offset XGPress sudah bisa beroperasi.

Tetapi menurut boss Xgraphics tersebut, bila order-order packaging semakin besar, mau tidak mau, XGraphics perlu membangun lagi tempat baru di kawasan industri.

Alasan XCraphics Memilih Speedmaster CX-102

“Sebetulnya, pilihan saya Speedmaster XL 105” aku Harjanto pada redaksi. “Saya melihat langsung di Jerman ketika diajak oleh Heidelberg Indonesia. Kekuatan XL terletak di Delivery dan Feeder, Kualitas, Durabilitas, Metalurgi dan Stabilitasnya ketika mencetak benar-benar mumpuni”. “Sayangnya, tipe XL tidak ada yang ukuran 102. Minimal ukuran 105. Karena bila memilih XL 105, beban biaya pengadaan mesin dan operasional jadi bertambah, Pelatnya ukuran khusus, begitupula mesin CTP-nya. Sehingga pihak Heidelberg menawarkan tipe CX 102”.

Tantangan Terbesar Di Cetak Packaging Menurut Harjanto Sudarsono

Yang menjadi tantangan terbesar saat memulai pengerjaan cetak folding carton kemasan adalah finishing dan bahan baku kertas. Dengan mesin Heidelberg Speedmaster CX 102 yang memiliki kecepatan tinggi, sehingga antrian pengerjaan berada di sektor post-press. Terutama di sektor Die-cutting dan folding-gluing. Problem tempat masih menjadi kendala bagi kami mengadakan sektor finishing. Ini sudah menjadi rencana saya. Bila volume packaging sudah tercapai, kami akan pindahkan tempat ke kawasan industri.”

Tantangan terbesar lainnya adalah dana besar untuk pengadaan mesin kemasan dan pengadaan kertas untuk packaging. “Tidak semudah itu untuk mendapatkan kertas dengan harga yang kompetitif mengingat persaingan harga cetak packaging yang ketat,” Harjanto Sudarsono.