Manajemen Warna – Soft Proofing Untuk Cetak Foto
Pengantar
Perkembangan pesat teknologi yang berhubungan dengan dunia grafika mendorong pelaku grafika untuk berusaha mengefisiensi setiap kinerja yang berhubungan dengan proses produksi dengan mengoptimalisasi prediksi, akurasi dan kestabilan warna. Salah satu yang berkaitan dengan efisiensi kinerja dalam proses produksi di percetakan adalah proofing warna sebelum proses produksi cetak. Dengan bantuan proofing warna (Soft/hard proofing) akan mempermudah operator dalam memprediksi warna yang akan tampil atau dihasilkan ketika dan setelah proses cetak.
Proofing warna bisa berupa soft proofing atau hard proofing yang dalam hal ini hanya berbeda dalam perwujudan tampilan. Soft proofing berwujud tampilan data layout gambar dan data warna yang ditampilkan di layar monitor. Sedangkan hard proofing berwujud tampilan cetak di kertas hasil dari perangkat digital seperti printer khusus cetak proof atau mesin offset digital.
– Aktual dan Realita
Banyak yang bertanya, kenapa tampilan di layar monitor tidak mendekati hasil cetakan? Padahal monitor yang digunakan dibeli dengan harga tidak murah. Apakah ada yang salah dengan monitor? Atau apakah ada yang salah dengan proses kerja yang dilakukan ketika proses desain sebuah “artwork”? Harus tipe monitor seperti apa yang digunakan untuk mendesain “artwork” supaya hasil yang dicetak mendekati tampilan di monitor? Langkah apa yang perlu dilakukan untuk mendapatkan tampilan monitor mendekati warna cetakan?
– Konsep Soft Proofing
Soft-proofing menunjukkan bagaimana sebuah layar monitor menampilkan kondisi “yang
lain”, sederhananya adalah layar monitor akan membuat simulasi dari data gambar yang
ditampilkan ketika sudah dicetak. Walaupun demikian soft-proofing bukan seperti hard-
proofing (cetakan digital), tetapi lebih ke simulasi virtual bagaimana kemungkinan tampilan data gambar ketika dicetak. Tingkat akurasi yang dihasilkan dari sebuah soft proofing tidak sesederhana konsep tampilan monitor, tentunya diperlukan beberapa prasyarat yang harus dipenuhi.
Tidak semua jenis monitor dapat menampilkan akurasi warna seperti yang diinginkan oleh
pemakai monitor tersebut. Terutama untuk dunia grafika diperlukan spesifikasi teknis khusus dari monitor untuk bisa menampilkan warna mendekati warna cetakan. Cetakan dalam hal ini dibedakan dari pelaku grafika, yaitu photography yang banyak bermain dengan warna RGB dan percetakan (press) yang banyak bermain di warna CMYK.
Selain jenis monitor, perlu pemahaman bahwa ada faktor yang lain yang dapat
mempengaruhi penampakan atau tampilan warna ketika dilihat, antara lain yaitu kondisi di sekitar monitor dalam hal ini cahaya penerangan yang digunakan di sekitar monitor dan juga faktor adaptasi observer atau pengamat ketika melihat warna dengan kondisi yang ada pada saat tersebut.
– Perangkat Pendukung Soft Proofing
Perangkat pendukung soft proofing yang utama tentu saja adalah perangkat monitor. Monitor
yang layak digunakan untuk kebutuhan soft proofing dari desain sebuah “artwork” adalah
monitor yang memenuhi kriteria teknis sesuai dengan tujuan output dari desain “artwork”,
dalam hal ini ouput rgb (photography) atau cmyk (percetakan).
Adapun kriteria teknis yang dimaksud adalah kemampuan luas jangkauan warna yang dihasilkan oleh monitor (color gamut) harus dapat menjangkau luasan warna dari mode warna yang digunakan ketika proses desain “artwork”, misalkan Adobe RGB atau sRGB untuk photography atau CMYK profile, misalkan ISOcoated_v2_300_eci atau USWebCoatedSWOP untuk percetakan.
Luasan warna (color gamut) yang dihasilkan oleh rata-rata monitor standard yang ada di pasaran adalah sekitar 70% dari color gamut Adobe RGB atau sRGB. Kondisi ini memungkinkan banyak warna tidak mampu ditampilkan oleh monitor. Akibatnya adalah adanya ketidak cocokan antara warna yang ditampilkan oleh monitor sebagai soft proofing dengan warna output yang dicetak.
Hal ini tentu akan mengecewakan perancang desain “artwork” dan pihak lain yang berkaitan
dengan desain “artwork” tersebut.
Dari gambar 2 dan gambar 3 di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa ada batasan kemampuan yang dapat dikeluarkan oleh masing-masing perangkat, yang mana dalam bahasan ini monitor. Untuk dapat menampilkan warna sesuai dengan perangkat output yang kita tuju salah satu syarat penting adalah kemampuan jangkauan warna (color gamut monitor). Teknologi yang berkembang saat ini kemampuan color gamut monitor professional dapat mencapai 98% dari jangkauan color gamut Adobe RGB (berdasarkan atas informasi spesifikasi yang tercantum dalam brosur produk monitor).
Ada beberapa merk monitor yang dapat menjangkau lebih dari 90% color gamut RGB. Antara lain monitor EIZO, Dell, NEC, dan lain-lain. Tentu saja tidak semua tipe dalam merk monitor tersebut dapat mencapai color gamut lebih dari 90% color gamut Adobe RGB. Hanya beberapa seri atau tipe monitor dalam pabrikan merk tersebut. Antara lain sebagai contoh NEC P241W (24 inchi), NEC PA271W (27 inchi), EIZO CG246 (24 inchi), EIZO CG223W (22 inchi), Dell U2410 (24 inchi), Dell U2710, dan lain-lain.
Selain jenis monitor ada hal lain yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan akurasi soft
proofing di monitor, yaitu diperlukan alat spectrophotometer yang dapat mengkalibrasi monitor
tersebut. Dengan proses kalibrasi menggunakan spectrophotometer, kita akan mendapatkan
minimal dua hal, yaitu icc profile monitor (berisi semua informasi berkaitan dengan kondisi
pencahayaan dan warna RGB monitor, setting gamma dan pengkondisian cahaya di monitor
serta kartu video grafis yang digunakan) dan instruksi kepada sistem operasi dari computer yang
kita gunakan (Windows atau Macintosh) supaya menggunakan icc profile monitor tersebut
setiap kali monitor menampilkan gambar dan warna dalam tampilannya.
Aplikasi soft proofing untuk photography
Pada kondisi nyata aplikasi pengolahan data photo lebih banyak menggunakan aplikasi software Adobe Photoshop dan dibantu beberapa tools software lainnya yang mendukung pemanfaatan software Adobe Photoshop seperti Adobe Photoshop Lightroom dan lain-lain. Untuk proses softproofing di monitor software Adobe sangat mendukung aplikasi soft proofing. Kita hanya perlu mengaktifkan tool yang tersedia di dalam software Adobe Photoshop. Seperti ditampilkan dalam gambar di bawah ini.
Dengan mengaktifkan tool soft proofing di Adobe Photoshop ini diharapkan tampilan di monitor mendekati hasil cetak seperti dalam semboyan “WYSWYG” what you see is what you get.
Komponen terakhir yang terkadang lupa atau bahkan dilupakan, adalah kondisi pencahayaan di sekitar objek hasil cetak (hard proofing) ketika proses membandingkan antara hasil cetakan dan soft proofing di monitor.
Ketika semua komponen yang menyangkut kondisi di monitor sebagai pusat soft proofing sudah terpenuhi, maka sebaiknya pencahayaan di sekitar monitor juga perlu lebih diperhatikan, artinya kondisi pencahayaan di sekitar monitor sebaiknya menggunakan standar pencahayaan yang sudah ditentukan, misalnya penggunaan lampu standard D65 atau D50. Mengapa harus demikian?Karena secara phisis, setiap media yang digunakan untuk proses cetak (hard proofing) akan merespon cahaya yang mengenai media tersebut kemudian menampilkan warna hasil cetakan pada media tersebut sehingga terlihat berbeda, secara singkat, hasil cetakan pada setiap media akan terlihat berbeda walaupun secara hasil ukur spectrophotometer memiliki nilai ukur warna Lab yang sama.
Oleh karena itu perlu lampu standard yang bisa meyakinkan bahwa cahaya yang digunakan sebagai penerangan di sekitar objek pengamatan adalah cahaya penerangan yang memang PASTI menampilkan warna sesuai dengan warna yang seharusnya terlihat. Seperti kondisi di alam bebas di mana cahaya matahari menerangi dan menampilkan warna alam seindah warna aslinya.