Budaya sebenarnya adalah merupakan peradaban yang terus berkembang dan pembentuk kebiasaan atau pola pikir masyarakat dan memberikan pengaruh yang luas pada kehidupan bermasyarakat. Dan kehidupan masyarakat tersebut bagian kecilnya adalah perkembangan Desain Grafis sebagai wujud komunikasi bermasyarakat.

Dalam membuat Desain Grafis, tentunya ada unsur-unsur yang berpengaruh dan sangat membantu desainer dalam membuat sebuah karya desain grafis. Diantara banyak unsur, ada dua unsur yang sangat berpengaruh, yaitu, kebudayaan dan teknologi.

Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen sehingga juga memberikan pengaruh pada produsen untuk mengkonsep produk atau jasa. Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.

Selama ini kebudayaan danteknologi memberikan pengaruh kuat pada desain grafis, contohnya DESIGN adalah Periklanan. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, sub budaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang.

Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.

 

 

Sub-budaya.
Sub-budaya dapat dibedakan menjadi 4 jenis : kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak sub-budaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. (Ebert dan Griffin: 1995) Desainer menggunakan berbagai cara untuk menyampaikan artinya, dan sering kali memanfaatkan norma-norma budaya bersama, nilai-nilai, sejarah dan bahasa.

Penggunaan simbol atau tokoh heroik dari masa lalu untuk mendukung atau mewakili sudut pandang atau kualitas tertentu. Selain itu, kebudayaan yang digunakan dalam desain grafis secara tidak sengaja telah memberitahukan jati diri desainernya.

Salah satu besarnya pengaruh faktor budaya pada Desain Grafis, misalnya pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, sub- budaya dan kelas sosial pembeli agar dapat memuaskan keinginan dan perilaku konsumen.

Seni atau lebih spesifik Desain Grafis tidak lepas dari manusia, terbukti dari jaman dahulu hingga sekarang banyak sekali karya-karya yang telah dibuat. Dahulu manusia-manusia prasejarah sudah mengenal seni rupa, buktinya terdapat lukisan-lukisan di dinding yang menggambarkan kehidupan mereka di jaman dahulu.

Orang-orang dahulu lebih paham terhadap gambar-gambar/simbol-simbol karena pada waktu itu belum terdapat tulisan. Tulisan sendiri pun muncul berawal dari simbol-simbol yang baru berubah menjadi huruf-huruf atau tulisan. Termasuk huruf alphabet yang ada sekarang pada awalnya tulisan tersebut berasal dari simbol-simbol jaman dahulu.

Budaya akan digunakan sebagai sumber pemikiran untuk mengembangkan suatu desain grafis. Banyak budaya kita yang menarik digunakan sebagai desain grafis,sebagai contohnya adalah kerajinan kain daerah. Kerajinan kain daerah merupakan warisan nenek moyang kita yang sangat indah untuk di jadikan sebagai sumber pikiran dalam membuat desain grafis, contohnya adalah batik dan songket.

Bukti lain dari pengaruh Budaya terhadap Desain grafis di Indonesia sangat banyak salah satunya adalah Wayang Kulit. Wayang kulit sebenarnya sudah lama ada di Indonesia terutama di Jawa. Contoh lain adalah lambang agama Shinto yaitu Yin dan Yang menggunakan grafis warna hitam dan putih dalam mengaplikasikan simbolnya, yang bermakna kebaikan dan keburukan merupakan suatu keseimbangan.

Yulius Widi Nugroho, SSn, MSi

http://yuliuswidi.blogspot.co.id
http://dosen.stts.edu/yulius/