percetakan lumajangRyo Percetakan, adalah salah satu percetakan yang cukup ternama di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Berdiri di tahun 2011, oleh Ryo Mey Martino, pria kelahiran Lumajang, 03 Mei 1977. Walaupun berlatar belakang pendidikan sarjana, Ryo tidak merasa gengsi dengan mengawali usaha di pinggir jalan. Ia membuka jasa cutting sticker di trotoar depan Rumah Sakit Umum Lumajang. Mesin pertama yang dimiliki saat itu adalah mesin cutting sticker merk Jinka ukuran 60 cm.

Ini penuturan lengkap Ryo Mey Martino, pemilik Ryo Percetakan menceritakan sejarah awal usahanya tersebut kepada redaksi :

Bisa ceritakan sejarah usaha Bapak hingga bisa seperti sekarang?

Saat memulai, Ryo hanya punya bahan baku sticker 6 warna yang masing-masing panjangnya 5 meteran. Untuk menarik perhatian orang-orang, saya memberikan brosur ke banyak tempat, termasuk ke sekolah-sekolah, mempromosikan pembuatan stiker custom berbentuk gambar atau tulisan sesuai selera masing-masing. dari situ mulailah, tempat saya dikerubungi para pelajar. Saya membuat stiker promosi dengan tulisan Ryo Sticker. Saya berikan ke anak-anak club motor.

Suatu hari, saya melihat rombongan mobil milik kepolisian yang baru, kiriman Polda. Keesokan harinya, saya menghadap ke salah satu kapolsek agar bisa saya pasangkan stiker di mobil-mobil tersebut. Saya berhasil meyakinkan beliau. Diberilah saya pekerjaan pemasangan 21 mobil polisi. Mobil-mobil tersebut berdatangan ke tempat saya. Sempat membuat perhatian banyak orang, karena dikiranya saya digerebek polisi.

percetakan lumajang

Di tahun 2012, puji syukur, usaha saya semakin meningkat. Saya memindahkan workshop saya yang tadinya di pinggir jalan, ke garasi mobil rumah saya.

Di era pemilihan Bupati, saya dipanggil oleh salah satu calon Bupati. Dia mempercayakan kepada saya untuk pembuatan stiker dan banner kampanye. Saya mendapatkan order yang sangat besar saat itu. 350 juta!. Karena modal tidak cukup untuk beli bahan baku, saya sampai menggadai banyak barang berharga milik keluarga, termasuk perhiasan (kalung, gelang) milik istri. Dari modal tersebut, saya membeli mesin large format outdoor.

Bagaimana kemudian Bapak mengembangkan usaha dari dunia sticker dan advertising ke percetakan?

Saya memulai bisnis cetak digital di tahun 2012 dengan mennginstalasi mesin Konica Minolta masih level office. Kemudian di tahun 2013, saya ketemu Pak Rudy Soenardi – Gading Murni. Beliau menawari saya untuk menginstalasi mesin cetak digital production press, Konica Minolta bizHUB Press C6000.

Kemudian di tahun 2016, saya ganti dengan level terbaru saat itu, KM bizhub PRESS C1100. Selain itu Percetakan RYO merambah ke dunia offset dengan menginstalasi mesin Komori 4 warna dan menjadi supplier kertas dan bahan-bahan kebutuhan digital printing, seperti tinta dan flexy.

Saya melihat potensi bisnis Kabupaten Lumajang semakin baik. Terlihat, banyak percetakan mulai bermunculan dan reseller atau broker pun berdatangan, baik asli Lumajang maupun dari daerah sekitar Lumajang.

Apa faktor kesulitan Bapak dalam menjalankan usaha printing ?

Kesulitan terbesar kami disini adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpengalaman di bidang percetakan. Sehingga perusahaan harus jeli dalam mencari SDM.

Perusahaan seringkali merekrut karyawan yang benar-benar belum paham sama sekali dengan dunia percetakan. Jumlah karyawan percetakan Ryo saat ini, 80 orang.