(photo : filmcare.org )

Ketika Kodak mengganti film format lebar Kodachrome dengan film Ektachrome pada awal tahun 1950-an, tidak ada seorang pun di luar Kodak menyadari bahwa film barunya itu memudar dalam gelap, dua puluh kali lebih cepat daripada film Kodachrome yang telah diskontinyu. Perbedaan besar dalam stabilitas gambar antara film-film ini adalah rahasia yang dipegang Kodak, saat itu. Terjadi downgrade produk Ektachrome ini dapat dilihat di periode saat  kemunculannya. Kondisinya sekarang sangat pudar. Seperti koleksi foto majalah Life (di Time warner, Inc), majalah Vogue, National Geographic Society, Perpustakaan Kongres, George Eastman House International Museum of Photography, dan koleksi-koleksi lembaga lainnya di seluruh dunia.

baca : Era Kodacolor dan Agfacolor #eps1
Kodak Ektachrome F 35mm Slide Film, E-2 Process (wikipedia.org/)

Sebagai contoh, proses pemotretan dengan Ektachrome E-1 (8” x 10”) yang terkenal, dengan model Marilyn Monroe oleh fotografer Tom Kelly pada tahun 1947 kini telah mengalami pemudaran yang parah. Gambarnya masih bertahan lebih karena proses cetakan dengan dye transfer dan tricolor carbro (pigmen) yang dibuat dengan film Ektachrome-nya cukup baik, dan banyak reproduksi photomechanical yang telah diterbitkan dalam beberapa tahun sejak foto tersebut dibuat, sehingga foto tersebut terlestarikan. Selama periode 1959-1976, sebagian besar professional, komersial, advertising, dan fotografer fashion di Amerika Serikat menggunakan Kodak film Proses E-3 Ektachrome dalam format film lembaran dan format roll-film. Hingga Kodak kemudian juga menyediakan film yang stabilitas gelapnya lebih baik untuk cetak foto “amatir” yaitu film E-4 Ektachrome ukuran 35 mm (1966-1977). Kodak tidak pernah menjelaskan mengapa dalam periode sepuluh tahun tersebut para fotografer profesional menggunakan Ektachrome E-3 dengan produk yang jauh dari stabil dibanding dengan yang diperuntukkan bagi amatir, fakta yang dirahasiakan dari para profesional dan amatir, saat itu.

Eastman Color Motion Picture : “Masalah Besar Dalam Studio Film dan Arsip-Arsipnya”

Sebagian besar proses color motion picture dibuat dengan proses negatif /positif foto yang dalam banyak hal mirip dengan yang digunakan pada kamera biasa, tentu dengan beberapa pengecualian, dimana teknologinya terus meningkat secara signifikan dalam hal stabilitas gambar, sejak pertengahan 1980-an. Produk yang ditingkatkan tersebut membutuhkan penyimpanan yang terkontrol baik, pada suhu dingin yang tepat atau pada kelembaban tertentu. Hal ini dilakukan untuk pelestarian jangka panjang. Kebanyakan film negatif dari foto warna dan cetakan yang dibuat setelah diperkenalkannya Eastman Color process pada tahun 1950, hingga sekitar tahun 1985 saat ini telah mengalami fading (pemudaran) yang signifikan. Hampir semua warna cetakan yang dibuat antara tahun 1950 dan tahun 1970-an kini telah kehilangan sebagian besar komponen cyan pada image-nya (biasanya banyak pewarna kuning juga), dan yang tersisa adalah warna merah dari magenta.

Tahun 1974, Agfa memperkenalkan Agfacolor PE Type 4 kertas untuk foto warna pertama. Ini merupakan upgrade produk populer mereka, Agfa Gevaert, kertas Agfacolor berbasis fiber. Dengan biaya relatif lebih rendah dibanding para pesaingnya, Agfa Type 4 ini dinikmati secara luas oleh masyarakat dunia, dari pertengahan 1970-an sampai produksinya dihentikan pada tahun 1982. Kertas film ini juga digunakan oleh sejumlah besar laboratorium photofinishing di Eropa dan AS, dimana ternyata pewarna cyan pada Agfacolor Tipe 4 kertas sangat rendah stabilitas pudar ruang gelapnya. Dalam banyak kasus, pewarna cyan memudar dalam waktu kurang dari 6 tahun. Tak terhitung jutaan potret anak- anak, dewasa dan foto keluarga yang dibuat dengan kertas Agfa Type 4 sekarang menjadi tidak berharga. Kerugian bisnis akibat stabilitas pudar yang sangat rendah menyebabkan pada tahun 1985, muncul pengajuan gugatan class action nasional terhadap AgfaGevaert oleh berbagai laboratorium dan fotografer seluruh Amerika Serikat yang telah menggunakan kertas film Type 4. Kasus ini diselesaikan di pengadilan pada tahun 1987.

Agfa berhasil meningkatkan kualitas filmnya di awal 1990-an, namun, dengan cepat penjualannya menurun karena para fotografer mulai beralih ke kamera digital dan printer inkjet. Agfa mengajukan kebangkrutan untuk bisnis fotografinya dan keluar dari bisnis tersebut pada tahun 2005. Kini mereka hanya fokus pada bisnis mesin pre-press dan digital printing. Peristiwa penting lainnya yang membantu museum, betapa pentingnya masalah stabilitas warna dan kebutuhan untuk perawatan yang lebih baik bagi koleksi mereka, yaitu saat George Eastman House International Museum of Photography di Rochester, New York, menyelenggarakan konferensi dengan tajuk “Colloquium on the Collection and Preservation of Color Photographs” pada tahun 1975. Anehnya, Ilford, produsen Ilfochrome (kemudian disebut Cibachrome, bahan cetak warna yang dianggap paling stabil di dunia saat itu) tidak diundang pada konferensi tersebut, begitu pula Polaroid dan Fujifilm.

Ini adalah acara pertama dari klasifikasinya di Amerika Serikat (sebelumnya, pada tahun 1973, sebuah konferensi tentang pelestarian warna yang disponsori oleh Royal Photographic Society diadakan di Victoria dan Albert Museum-London. Dalam surat undangan untuk mereka yang menghadiri pertemuan (yang tidak terbuka untuk umum), William Jenkins, anggota staf George Eastman House dan penyelenggara konferensi, menulis : “Selama bertahun-tahun, International Museum of Photography telah khawatir akan kesulitan mengumpulkan foto berwarna”. George Larson, tokoh penting dalam penelitian stabilitas di Eastman Kodak dan Charleton Bard, yang selama tahun 1980 menjadi juru bicara Kodak tentang masalah stabilitas warna, mewakili Kodak di setiap konferensi. Larson dan Bard, untuk pertama kalinya, memberikan beberapa data suhu standar ruang gelap yang tepat untuk menjaga stabilitas warna, ini referensi bagi penggunaan film Kodachrome dan Ektachrome.

Pertemuan itu diwarnai dengan beberapa pembatalan dari Kodak untuk membeberkan kebijakan yang selama ini dirahasiakannya dan untuk stabilitas gambar yang sangat rendah. Fotografer terkenal, Arnold Newman mengatakan pada konferensi, “Jutaan orang diambil gambarnya dalam foto warna pernikahan, foto liburan, dan foto keluarga. Apa yang akan terjadi pada foto-foto ini dalam dua puluh lima tahun? Mereka akan menghilang. ”

John F. Kennedy (1953) copyright: Arnold Newman Properties/getty images

Newman, yang meninggal pada tahun 2006, menunjukkan karya-karyanya dengan menggunakan film Kodak Ektachrome transparency yang telah ia ambil beberapa tahun selama mendampingi Presiden John F. Kennedy. Sebagai juru fotonya, Ia menyatakan kondisi darurat tentang nasib potret warna karyanya tersebut. Publik Amerika kebanyakan tidak menyadari apa yang akan terjadi pada karya-karya foto berwarna mereka. Masyarakat mungkin akan mulai marah dalam waktu sekitar delapan sampai sepuluh tahun dari sekarang ketika semua fotonya mulai memudar.

Penyimpanan dengan menggunakan Refrigerator adalah salah satu rekomendasi utama yang muncul dari konferensi di tahun 1975. Dengan akuisisi 3M – Sipley Collection pada tahun 1976, Eastman House memiliki koleksi paling berharga dari sejarah proses warna di Amerika Serikat. Banyak dari foto warna awal sudah rusak serius karena penyimpanan yang tidak tepat di masa lalu, dan kerusakan menjadi lebih buruk lagi setiap tahunnya.