Glory Offset Press Pernah Alami Kebakaran Hebat, Kini Jadi Pengekspor Cetakan
Pernah mengalami kebakaran hebat pada akhir Desember tahun 2009 saat percetakannya masih berlokasi di daerah jalan Pintu air, Pasar Baru, Jakarta Pusat, kini Glory Offset Press telah bangkit dan makin besar dengan peralatan mesin-mesin terbaru dan tercanggih di kelasnya. Bahkan kini jadi percetakan yang mengekpor cetakan ke luar negeri. Semua ini berkat usaha keras Hendry Yahya, Direktur utama percetakan Glory Offset Press .
Semua berawal di tahun 1974, saat Kakek Hendry Yahya buka usaha percetakan kecil-kecilan di daerah Kramat, Senen, dengan nama Percetakan Kemuliaan. Kala itu ordernya lebih banyak cetak buku tulis dengan satu mesin. Namun seiring waktu terus berjalan, usaha yang dirintisnya  terus berkembang. Ayah Hendry meneruskan usaha percetakan.
Suatu waktu, Percetakan Kemuliaan  mendapatkan kepercayaan dari Sharp electronic untuk mencetak seluruh bahan cetak dan kemasan produk elektronik Sharp di awal tahun 80-an. Membuat order cetakan semakin banyak, sehingga ruang produksi tidak memadai lagi, Percetakan Kemuliaan pindah ke tempat yang lebih besar di daerah Pasar Baru, Jakarta. Nama Percetakan Kemuliaan diganti menjadi Glory Offset Press.  Berbagai macam pesanan cetak, mulai dari majalah komersial, brosur, hingga kemasan, dicetak disini.
Di tahun 2008, Glory Offset Press pernah menerbitkan dan mencetak koran olahraga Pro Goal yang cukup berhasil di pasaran. Sayangnya, setelah terjadi kebakaran di pabrik di akhir tahun 2009, denyut nadi koran Pro Goal ikut terhenti. Kebakaran yang terjadi memang sangat besar. Meluluh lantakkan mesin- mesin yang belum lama dimiliki. Mesin Speedmaster XL75, Komori commercial Web Heatset, mesin CTP, dan banyak mesin lainnya hangus terbakar. Menurut informasi yang diterima dari yang berwenang, penyebab terjadinya kebakaran dipicu oleh kebocoran gas yang biasa digunakan sebagai bahan bakar dryer mesin commercial web feed. Ini merupakan awal karir yang berat bagi Hendry Yahya yang baru saja meneruskan usaha Orang tuanya sebagai Direktur Utama. Hendry Yahya, lulusan Institut Informasi Teknologi Grafika di Rochester, New York, saat kejadian tengah berada di Hong Kong. Mendengar kabar musibah kebakaran di pabrik, dia shock dan langsung pulang ke Indonesia. Tapi, sekali lagi, Glory Offset Press mematahkan banyak prediksi orang yang mengatakan bahwa riwayatnya bakal tamat.
Berkat jalinan erat para relasi dan pertemanan keluarga Hendry Yahya dengan sesama rekan usaha dan para vendor mesin, mereka urun rembug membantu kebangkitan Glory Offset Press. Seperti menyediakan bahan baku dengan penundaan pembayaran, bahkan menyediakan mesin tanpa proses DP. Â Hendry perlahan-lahan mulai menata ulang kembali percetakan Glory offset Press, bahkan membangun percetakan yang lebih besar di kawasan industri Delta Silicone, Lippo Cikarang.
Instalasi berbagai mesin cetak terbaru seperti new Heidelberg Speedmaster XL 75, juga mesin yang cukup sensasional, Heidelberg Speedmaster 102P  dengan 12 unit warna yang dibelinya dari salah satu percetakan di Inggris. Bertahun-tahun bermain di volume besar, tidak kapok untuk tetap menginstalasi mesin yang menjadi penyebab kebakaran di pabrik lama, mesin cetak commercial Webfeed Komori dengan double dryer. Pesanan demi pesanan cetak pun terus mengalir. Dari cetak majalah, katalog, buku pelajaran, hingga boks karton kemasan. Bahkan baru-baru ini di tahun 2019, percetakan ini berhasil mengekspor cetakan ke negara tetangga, yaitu Philipina.  Sepertinya bukan kata akhir bagi Glory Offset Press setelah musibah kębakaran di pabrik lama, melainkan dimulainya era glorious (kejayaan) untuk Glory Offset Press. @