Cahya Printing kembali membuka cabangnya yang ke-4 di Jalan Irawadi, Denpasar. Outlet Irawadi ini menambah daftar outlet yang dimiliki Cahya Printing. Setelah tiga cabang lainnya yang berada di Jalan Waturenggong, Jalan Pulau Saelus dan Jalan Gunung Soputan. Semuanya berlokasi di Denpasar, Bali.
Grand Opening Cahya Print Bali Cabang Ke-4 Outlet Irawadi, Denpasar

Sabtu, 14 Desember 2019 –  Cahya Printing Bali merupakan perusahaan percetakan digital & copy centre yang  berkembang pesat di Bali.  I Ketut Ariada, adalah pemiliknya. Rupanya perjalanan waktu telah membawa beliau ke dalam sebuah perjalanan hidup yang sukses di dunia grafis. Bagaimana dari “ketidak sengajaannya” terjun ke bidang cetak itu hingga menjadi salah satu pengusaha percetakan terkemuka di pulau dewata?  Berikut ini ceritanya :

Awal Mula

Perkembangan Teknologi cetak BaliPak Ketut Ariada lahir dan dibesarkan di Bajra, daerah Tabanan, Bali. Tiga bersaudara. Beliau menikah dengan Dewa Ayu Putu Cahya Dewi di bulan Januari 2001 dan dikaruniai 1 anak perempuan dan 2 laki-laki. “Sebenarnya saya bercita-cita ingin buka bengkel. Oleh karena itu, saya bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan mengambil jurusan mesin otomotif. Karena keterbatasan biaya, terpaksa saya mencari kerja yang bukan bidang yang awalnya saya tekuni, saya pun bekerja pada Paman saya yang telah lebih dulu sukses usaha di bidang percetakan” ujar Pak Ketut Ariada pada redaksi tempo hari.

Tahun 1998, saat krisis moneter, Pak Ketut membuat usaha jasa pengetikan dan rental, aksesoris dan jual beli komputer. Ini pun didukung sepenuhnya oleh pamannya.  Perlahan-lahan, saya menambah usaha dengan jasa fotokopi dengan modal yang masih sangat minim. Mesinnya pun mencicil dari dealer. “Cukup lama saya jalani, walaupun perkembangannya tidak begitu bagus, malahan sepanjang tahun 2006 hingga tahun 2008 merupakan masa-masa yang sulit bagi Pak Ketut  untuk bertahan.

Dengan tekad dan usaha terus menerus, beliau tetap bertahan. Akhirnya, di tahun 2010 saat-saat yang menentukan buat Pak Ketut untuk mengawali bermain di digital printing full colour. Dan beliau mengawali bisnis cetak dengan membeli mesin Konica Minolta C220.

Perkembangan Teknologi cetak di Bali
Fuji Xerox Iridesse menjadi andalan Cahya Printing Outlet Irawadi

Pak Ketut bercerita,“Dealer Konica Minolta di Bali yaitu Gading Murni. Saya langsung dihubungi oleh Bapak Rudy Soenardi.  Itu pun malah saya khawatir dulu karena lagi-lagi masalah dana.  Saya sudah tidak memiliki setoran. Tepatnya, sudah habis.  Khawatir cicilan tak terbayar, selain itu sumber kerjaannya dari mana?  dan bagaimana cara mengembangkannya? Tapi saya tetap nekad,  saya beli juga. Tidak sampai sebulan, ternyata kekuatiran saya tidak terbukti. Bisnis terus tumbuh. Saya makin memberanikan diri menambah mesin lagi, yaitu tipe Konica Minolta C6501 bekas.

Selanjutnya saya beli Konica Minolta C6501 baru, dan tidak lama kemudian, saya beli Bizhub press C8000. Disamping itu, saya membeli mesin-mesin digital printing format besar outdoor dan indoor. Dalam kurun waktu kurang dari setahun, saya membuka cabang baru di daerah Jalan Pulau Saelus no.9, Denpasar, Bali dengan mengganti mesin baru Konica Minolta C8000 dan mesin-mesin pendukung yang lain, seperti mesin laminasi, trodat, berbagai mesin large format indoor dan outdoor.

Tidak cukup sampai disitu, saya juga menginstalasi mesin HP Indigo disaat usaha digital printing saya, genap 3 tahun. Bahkan, untuk outlet Irawadi, Cahya Printing diperkuat dengan mesin terbaru dari Fuji Xerox, Iridesse. Menurut Pak Ketut, Seiring perkembangan waktu, semua segmen pasar akan terus berkembang, dunia khusus percetakan digital terus menunjukkan perkembangan yang positif dan signifikan.

“Para pemain mesin dan konsumen yang berbeda beda pasti ingin harga murah, hasil bagus dan cepat. Saya rasa, Bali sudah mulai menyerap setiap perkembangan teknologi dan harus siap mewadahinya.
Perkembangan Cetak di Bali 

Dilihat dari berkembang terusnya teknologi mesin percetakan digital, baik itu digital offset, outdoor-indoor, laser cutting & Gravier, Cetak Latex, UV dan lain-lain, semua itu menambah keuntungan mencari keuntungan atau omzet. Dan setiap pergantian tahun, Cahya Printing optimis akan terus menambah cabang, asalkan siap dan tekun memanfaatkan peluang dari perkembangan yang ada.

Redaksi saat mengunjungi Pak Ketut Ariada di outlet Waturenggong beberapa tahun yang lalu

Saat ditanya oleh redaksi tentang iklim dunia cetak di daerah Bali, Pak Ketut menjawab bahwa di setiap daerah mempunyai punya karakter.  “Para pemain mesin dan konsumen yang berbeda beda pasti ingin harga murah, hasil bagus dan cepat. Saya rasa, Bali sudah mulai menyerap setiap perkembangan teknologi dan harus siap mewadahinya. Karena di Bali ini kecil, tidak seperti Jakarta atau Surabaya.

Mungkin jumlah ordernya tidak seperti di sana. Cuma, sekarang jika saya membandingkan, kadang saya juga tidak habis pikir mengapa sebagian harga ongkos cetak di Bali sama terus bersaingnya dengan kota-kota besar di luar Bali, yang pernah saya dengar dari teman- teman ada. Dan dari sekian itu, kualitas juga masih diperhitungkan, kalau pun mau, tapi bagus, orang juga pasti enggak mau. Dan semua itu tergantung dari para pelanggan bisnis digital, pola manajemen-nya atau mainnya seperti apa, reseller atau pribadi. Saya rasa tidak jauh berbeda, hanya kadang orang menganggap “rumput tetangga lebih hijau,” ujar Pak Ketut.@

Foto-foto : I Kadek Budi Arsana