Ketika dunia mulai membicarakan perubahan era 4.0 dimana di negara maju bahkan sudah memasuki fase 5.0, muncul banyak kekuatiran di kalangan pengusaha, terutama saat melihat bagaimana teknologi digital dengan cepat terserap oleh generasi milenial dan generasi Z plus sebagian generasi X.

Kekuatiran yang terutama adalah keharusan untuk berubah segera untuk mampu bertahan ditengah badai digitalisasi. Namun harus diingat perubahan selalu memerlukan kesiapan dan persiapan yang matang. Tanpa itu maka resiko kehancuran lebih awal bisa terjadi. Sementara ini yang paling ramai adalah digital marketing yang menggunakan kekuatan media sosial dan internet serta aplikasi mobile. Perlu keterbukaan wawasan dan pengetahuan untuk memahami dan menguasai bagi yang belum terbiasa. Apakah kemudian berarti aktivitas sales force kemudian hilang?

Bagaimana aktivitas ideal di industri printing nasional?

• Budaya dan Perubahan

Perubahan budaya adalah sesuatu yang sangat dinamis dan akan berlangsung secara bertahap dan adaptif. Sistem kerja saat ini yang sudah hampir 100 % mengandalkan komputer dan internet, tanpa disadari adalah sebuah evolusi yang berlangsung selama hampir 25 tahun. Perubahan paradigma pengusaha, pekerja dan market industri bukanlah sesuatu yang instan, karenanya perlu masa pengenalan, sosialisasi, inkubasi hingga transisi sebelum akhirnya menetap menjadi pola baru. Sudah banyak perubahan yang terjadi saat ini di industri printing nasional, dimana kesadaran akan manajemen dan marketing sudah mulai diadopsi oleh banyak pengusaha. Tak bisa disangkal bahwa perubahan ini mayoritas dilakukan oleh pegusaha muda atau pewaris lanjutan dari para pendiri sebelumnya yang masih menganut pola lama.

Masih sangat hangat bagaimana hingga 10 tahun yang lalu teknologi digital printing sangat diremehkan bahkan dilihat sebelah mata oleh para pengusaha cetak konvensional karena hasil cetak, kualitasnya, hingga perhitungan cost efisiennya.


baca juga : Marketing 4.0: Perubahan Dari Konvensional ke Digital


Namun yang dilupakan adalah bahwa situasi marketpun akan berubah, budaya generasi yang berubah hingga pola bisnis yang berubah akan berpengaruh besar pada industri cetak mencetak. Biaya cetak adalah salah satu biaya pengeluaran yang dipastikan selalu ada di semua bisnis. Di saat perhitungan efisien dan situasi ekonomi mengalami tekanan, pos biaya cetak adalah salah satu variabel yang akan langsung dipertimbangkan untuk di tekan. Saat ini bisa dilihat bagaimana tumbuh dan bertahannya industri percetakan digital sementara percetakan konvensional justru banyak yang drop bahkan ditutup atau beralih menjadi digital.

Adaptasi dan persiapan terhadap perubahan akan selalu perlu visi yang jauh dan keberanian dalam mengambil keputusan. Bahkan pakar ekonomi nasional Rhenald Kasali telah mengingatkan para pelaku usaha untuk melakukan evaluasi dan segera melalukan turn around yang sudah terungkapkan dalam bukunya Change lebih dari satu dekade lalu.

Pertimbangan ini membuat digital printing kemudian menjadi pilihan bagi banyak perusahaan dalam menekan biaya promosinya. Sebagai contoh, perusahaan selalu memperbaharui company profile dan annual report, bahkan merchandise-nya berupa kalender. Berdasarkan kondisi di lapangan, ketiga produk itulah yang paling banyak mengisi gudang mereka sebagai sisa hingga tahun berikutnya. Akhirnya banyak perusahaan yang memutuskan untuk memproduksinya secara terbatas dengan cetak digital sesuai kebutuhan. Dan hanya dicetak setiap kali diperlukan, tanpa harus menyediakan tempat gudang. Bahkan sales kit pun demikian. Mahal? Tergantung sudut pandang dan perhitungan kebutuhan karena

biaya tersebut bisa dibebankan pada hitungan proyek. Kenyataannya buat pebisnis hal ini lebih efisien. Subur Printing adalah satu perusahaan digital printing yang banyak menangani kebutuhan terbatas ini.

• Integrasi budaya dan teknologi

Menjadi perusahaan yang bertahan di era revolusi digital tidak berarti dengan serta merta berubah seluruhnya menjadi berbasis digital dimana manusia hanya sebagai kontroler di belakang dan selebihnya adalah aplikasi yang lengkap dengan Artificial Intelligent yang responsif. Indonesia merupakan negara dengan struktur demografi yang cukup unik dalam bentuk seperti stupa atau kubah mesjid untuk usia. Berdasarkan data yang diadaptasi oleh katadata dari BPS, usia di atas 35 tahun masih sekitar 100 jutaan orang.

Inilah generasi yang masih berproses mengadaptasi teknologi dan perubahan perubahan serta masih memiliki kecenderungan memilih produk cetak ketimbang digital dalam bentuk poster atau ebook. Sementara usia di bawahnya cenderung sangat siap dengan segala hal terkait digital karena sudah mengenalnya sejak dini. Dari data ini para pengusaha senior dapat melakukan proses transisi integrasi dengan era digital hingga sistemnya secara bertahap dan tidak perlu terlalu merasa kuatir kehilangan konsumen hingga saatnya nanti semua sudah berbasis digital karena pergeseran usia muda menjadi semakin matang dan menjadi pengambil keputusan baru.

Secara bertahap, hal yang mesti dilakukan oleh para pengusaha adalah:
  1. Mengikuti dan mengupdate mesin produksi yang sesuai kebutuhan market yang dituju
  2. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sdm
  3. Menggunakan social media sebagai marketing tools dan website sebagai toko online yang efektif
  4. Menerapkan sistem kontrol manajemen secara digital
  5. Mengadopsi sistem produksi berbasis IOT untuk efisiensi dan pengendalian mutu
  6. Melakukan kolaborasi bila diperlukan untuk memperkuat bisnis
  7. Memperluas market dan menjaga market dengan sistem digital customer retention dan brand activation off air.

Sementara setiap tahap lanjutan yang masih dilakukan secara konvensional saat ini, harus memiliki target deadline untuk mencapai tahap berikutnya dalam bentuk perencanaan dan timeline berikut strategi untuk pencapaiannya. Semua harus bisa tergambarkan dalam sebuah business plan yang baik untuk jangka pendek, menengah dan panjang.

Jika diperlukan, minta bantuan konsultan untuk membimbing dan memberikan arahan perencanaan dan kontrol. Maka semua akan berjalan dengan baik sementara gejolak dalam teredam dengan baik. Perubahan akan menuntut kesiapan mental dan kemauan yang besar. Sudah siapkah untuk berubah?.