Potensi Emas Industri Cetak Kemasan Dari Kopi
Usaha pemerintah menghidupkan kopi sebagai salah satu produk identitas geografis nasional menunjukkan keberhasilannya. Konsumsi kopi secara nasional memang menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan seiring dengan menguatnya minum kopi sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat saat ini. Dengan posisi ketiga dunia sebagai produsen kopi terbesar dunia, tentu ini sangat menggiurkan postensinya secara bisnis.
Berdasarkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian konsumsi kopi nasional pada 2016 mencapai sekitar 250 ribu ton dan tumbuh 10,54% menjadi 276 ribu ton. Konsumsi kopi Indonesia sepanjang periode 2016-2021 diprediksi tumbuh rata-rata 8,22%/tahun. Pada 2021, pasokan kopi diprediksi mencapai 795 ribu ton dengan konsumsi 370 ribu ton, sehingga terjadi surplus 425 ribu ton. Sekitar 94,5% produksi kopi di Indonesia dipasok dari pengusaha kopi perkebunan rakyat. Adapun 81,87% produksi kopi nasional merupakan jenis robusta yang berasal dari sentra kopi di Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah (sumber: KataData). Sementara itu, tercatat bahwa 25% produksi kopi, diserap oleh kedai kedai kopi nasional. Hingga akhir 2019, bisnis kedai kopi terus meningkat hingga 20% setelah sebelumnya tumbuh 10% di 2018. Ini di luar serapan individu yang mulai menggunakan kopi asli sebagai konsumsi harian.
Peluang bagi industri Cetak
Meski sebagian besar konsumsi kemasan kopi masih berkisar di bisnis UMKM, namun secara kuantitas kebutuhan akan kemasan kopi sangat menggiurkan. Bisnis ini bisa diserap oleh industri cetak fleksibel maupun ofset. Berdasarkan data perindustrian, kebutuhan kemasan ini diserap oleh beberapa kategori industri Mikro (rumahan), Menengah (semi industri), dan Besar. Kemasan yang diperlukan oleh industri mikro umumnya masih menggunakan plastik dan sampul coklat sebagai kemasan luar dengan berbagai varian gramatur. Di tingkat menengah, mulai menggunakan kemasan fleksibel, kertas dan karton atau foil. Untuk skala besar menggunakan kantong besar 25 – 60 kg. Secara umum, jika disikapi dengan jeli, peluang alternatif desain kemasan generik tentu akan sangat menarik bagi pelaku industri kecil dan menengah.
Karakteristik Kopi dan Model kemasan
Memahami karakter produk tentu akan sangat berguna dalam mempersiapkan desain produksi kemasan kopi. Sebagai produk agro, kopi mempunyai karakter yang sangat peka terhadap udara. Kopi akan cepat menyerap udara, sehingga akan memberikan pengaruh pada aroma dan rasa. Terutama pada kopi yang telah digiling dan roasting. Oleh karena itu diperlukan kemasan primer yang kedap udara sekaligus minim paparan sinar matahari. Karena sinar matahari juga akan sangat berpengaruh pada perubahan citarasa kopi. Karena itu banyak pengusaha mikro kopi yang mengatasinya dengan dual packaging dimana plastik tranparan digunakan sebagai kemasan utama untuk menjaga kekedapan udara dan kemasan sekunder untuk menutupnya dari sinar matahari untuk produksi dibawah 1 kg. Kemasan fleksibel dan foil adalah pilihan terbaik yang juga dipilih pengusaha kopi dengan diberi cetakan stiker untuk branding usahanya.
Produksi Kemasan fleksibel
Menjadi tantangan tersendiri bagi para pengusaha percetakan yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan industri kopi ini seiring semakin meningkatnya kesadaran merk bagi para pengusaha kopi dan kedai kopi. Dengan menguatnya usaha, semakin banyaknya pelanggan menuntut pengusaha untuk lebih serius mengelola kemasannya berikut branding usahanya. Jika sebelumnya mereka menggunakan label stiker untuk branding karena menggunakan kemasan pouch atau sachet fleksibel generik, harapan besarnya adalah mereka dapat mencetak langsung diatas kemasan untuk menghindari pencurian hak cipta. Hal ini menjadi semakin penting karena kemampuan meracik campuran kopi adalah keahlian unik sehingga mampu memberikan sensasi rasa yang berbeda dari penggemarnya.
Namun kendala minimnya percetakan yang mau melayani kebutuhan dibawah 1000 pcs tentu merupakan hambatan tersendiri bagi para pengusaha mikro dan kedai kopi. Terobosan dan pengembangan investasi mesin cetak tentu dapat dipertimbangkan untuk menjawab tantangan kebutuhan ini. Dimana ada masalah maka disana ada peluang baru bagi yang mampu memberikan solusinya. Kebutuhan kemasan fleksibel ini tentu saja bukan hanya dibutuhkan oleh pengusaha kopi, namun juga pengusaha makanan ringan yang masih memiliki kapasitas produksi terbatas. Pasar ini bukanlah pasar remeh yang patut diabaikan mengingat besarnya jumlah kebutuhan dan tingginya pertumbuhan bisnisnya.
Sosialisasi dan Pemasaran
Pameran produk kopi termasuk pameran yang sering diselenggarakan, baik oleh pemerintah, organisasi maupun asosiasi. Keikutsertaan dalam kegiatan pameran pameran produk seperti ini akan memperluas jumlah kolega pengguna jasa bisnis cetak kemasan untuk umkm dan ukm. Bisa dipahami bahwa saat ini aktivitas marketing pun harus lebih aktif dan progresif yang dalam bahasa sederhananya jemput bola. Tertarik?