Prinsip Dasar Cetak & Prospek Ke Depannya (Basic Printing – chapter 2)
Walaupun internet semakin membumi dan menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian orang, volume produk cetak diprediksi akan terus meningkat 2,5-3% setiap tahunnya. Sektor kemasan dan cetak label menunjukkan pertumbuhan yang kuat sedangkan segmen produk lainnya seperti majalah, dan buku menunjukkan peningkatan moderat dimana cenderung menurun. Ada variasi yang sangat besar dalam pertumbuhan antara daerah atau negara. Oleh karena itu tingkat pertumbuhan masa depan terbesar ada di Cina dan Indonesia berada di peringkat ke-6.
Industri percetakan secara keseluruhan telah mengalami perubahan struktural dan teknologi yang sangat besar selama beberapa tahun. Terlepas dari perubahan yang mempengaruhi sektor pencetakan tradisional, integrasi ke media baru (misalnya multimedia, layanan online) ke dalam penawaran produk yang ada, merupakan tantangan terbesar bagi industri seni grafis. Tantangan ini dihadapi oleh media-media cetak, yang berintegrasi menjadi cross media. Seperti majalah ini. Selain media cetaknya berupa majalah, penguatan media dilakukan juga melalui online media dan sosmed.
Tetapi kita tidak bisa pungkiri bahwa sampai hari ini setiap orang pasti membutuhkan barang cetakan dan di sekitar kita selalu ada barang cetakan. Buku masih tetap digemari (e-book belum bisa menggantikan), Majalah-majalah fashion, interior dan komunitas masih tetap bertahan, Poster, Bilboard, spanduk, banner makin merajalela, KTP, Credit Card masih tetap digunakan walaupun sudah ada e-money. Jadi kesimpulannya, bisnis printing adalah bisnis yang masih sangat prospek hingga beberapa tahun ke depan.
baca juga: Belajar tentang Dasar-Dasar Pencetakan (Basic Printing – chapter 1)
Semua produk cetak tersebut dicetak dengan teknik cetak yang berbeda-beda, bukan hanya teknik cetak offset, kini proses cetak menggunakan digital printer semakin marak. Bahkan banyak pemula memulai berbisnis cetak dengan menggunakan printer desktop (printer rumahan atau office) berbasis laser atau inkjet.
Pada prinsipnya, pekerjaan cetak adalah proses pengalihan tinta dari acuan cetak ke bahan cetak dengan kecepatan dan tekanan tertentu. Ada beberapa tahap dalam proses tersebut.
A. Teknologi cetak dengan acuan cetak permanen
Dikenal juga sebagai Konvensional Printing. Berdasarkan bentuk acuannya cetak konvensional terbagi atas:
1. Cetak Datar Lithography (Sheetfed Offset dan Web Offset).
2. Cetak Tinggi (Relief Printing) contoh : Letter Press (acuan keras) & Flexografi (acuan lunak/ elastis)
3. Cetak Dalam (Gravure Printing) – Rotogravure – Intaglio
4. Cetak Saring (Screen printing) – Cetak sablon
B. Teknologi cetak tanpa acuan cetak permanen (Non Impact Printing)
Teknologi cetak tanpa acuan cetak permanen terdiri dari beberapa sistem yaitu:
– Sistem Fotografi, Electrofotografi, lonografi, Magnetografi, Inkjet dan Thermografi.
Cetak Datar/ Offset Lithography adalah suatu teknik mencetak dengan menggunakan pelat yang datar sebagai acuan cetak. Lithography secara definisi berarti ‘menulis di atas batu’ (stone writing). Cetak Offset merupakan teknik cetak yang paling populer di kalangan masyarakat luas dan digunakan untuk mencetak brosur, pamflet, poster, buku, majalah, surat kabar, buklet, annual report, dan beragam cetakan lainnya. Proses cetak offset ditemukan oleh penulis Bavaria Jerman, Alloys Senefelder pada tahun 1798. Batu litho digunakan sebagai acuan cetak (plate) sampai 100-125 tahun kemudian.
Berdasarkan cara pemasukan kertasnya, mesin cetak Offset dapat dibagi dua bagian:
- Mesin Cetak Lembaran (sheetfed) yaitu mesin cetak yang menggunakan kertas lembaran.
- Mesin Cetak Gulungan (web fed) yaitu mesin cetak yang menggunakan kertas rol/gulungan.
– (Bersambung)