Masih ingat,.. beberapa tahun lalu, pemilik kendaraan pribadi di Jakarta dibuat panik soal isu pemasangan RFID untuk pengendalian BBM subsidi. Isu ini membuat pemilik mobil di Jakarta menyerbu SPBU untuk beramai-ramai memasang RFID demi tetap mendapatkan alokasi BBM subsidi.

Sebetulnya apa itu RFID?… RFID dapat kita temui dalam aktivitas sehari-hari. Hampir semua aspek yang berhubungan dengan layanan data dengan elektronik menggunakan RFID. Apa itu RFID? RFID singkatan dari Radio Frequency Identification atau Identifikasi Frekuensi Radio. Ini sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Label RFID berisi informasi yang disimpan secara elektronik dan dapat dibaca hingga beberapa meter jauhnya. Sistem pembaca RFID tidak memerlukan kontak langsung.

Sejarah awalnya di tahun 1945, Léon Theremin menemukan alat mata-mata untuk pemerintah Uni Soviet yang dapat memancarkan kembali gelombang radio dengan informasi suara. Alat ini diakui sebagai benda pertama dan salah satu nenekmoyang teknologi RFID. Beberapa publikasi menyatakan bahwa teknologi yang digunakan RFID telah ada semenjak awal era 1920-an, sementara beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa sistem RFID baru muncul sekitar akhir era 1960-an. Paten Amerika Serikat atas nama Mario Cardullo pada tahun 1973 adalah pioneer dari RFID modern; sebuah transponder radio pasif dengan memori ingatan. Alat pantul tenaga pasif pertama didemonstrasikan pada tahun 1971 kepada Perusahaan Pelabuhan New York (New York Port Authority) dan pengguna potensial lainnya. Alat ini terdiri dari sebuah transponder dengan memori 16 bit untuk digunakan sebagai alat pembayaran bea. Paten pertama yang menggunakan kata RFID diberikan kepada Charles Walton pada tahun 1983.

source https://tls-bocasystems.com/en/
Ada tiga jenis label RFID:

Label RFID, aktif Biasanya lebih besar dan lebih mahal untuk diproduksi karena memerlukan sumber listrik. Label RFID aktif memancarkan sinyalnya ke pembaca label dan biasanya lebih andal dan akurat daripada label RFID pasif. Label RFID aktif memiliki sinyal lebih kuat sehingga dapat digunakan pemakaiannya di lingkungan yang sulit terjangkau seperti di bawah air, atau dari jauh untuk mengirimkan data.

Label RFID Pasif, Tidak memiliki pasokan listrik internal dan bergantung pada pembaca RFID untuk mengirimkan data. Sebuah arus listrik kecil diterima melalui gelombang radio oleh antena RFID dan daya CMOS hanya cukup untuk mengirimkan tanggapan. Label Pasif RFID lebih cocok untuk lingkungan pergudangan di mana tidak ada banyak gangguan dan jarak yang relatif pendek (biasanya berkisar dari beberapa inci sampai beberapa meter). Karena tidak ada sumber daya internal, label pasif RFID lebih kecil dan lebih murah untuk diproduksi.

Label RFID Semi-pasif, Mirip dengan label RFID aktif. Label semi-pasif RFID memiliki sumber daya internal, tetapi tidak memancarkan sinyal sampai pembaca RFID mentransmisikannya terlebih dahulu. Label RFID dapat ditempelkan ke sebuah obyek dan digunakan untuk melacak dan mengelola inventaris, aset, orang, dan lain-lain. Sebagai contoh, label RFID bisa ditempelkan di mobil, peralatan komputer, bukubuku, ponsel, dan lain-lain. RFID menawarkan keunggulan dibandingkan sistem manual atau penggunaan barcode. Label dapat dibaca jika melewati dekat pembaca label, bahkan jika pembaca tertutup oleh objek atau tidak terlihat. Label dapat dibaca di dalam sebuah wadah, kartu, kotak atau lainnya. Label RFID dapat membaca ratusan pada satu waktu, sedangkan barcode hanya dapat dibaca satu per satu.

Potensi bagi perusahaan percetakan di Indonesia RFID dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti: bidang transportasi (identifikasi kendaraan otomotif, sistem pembayaran E-money, E-toll, plat nomor elektronik, manifest (daftar barang) elektronik, pendata rute kendaraan, pengawas kelaikan kendaraan, tiket MRT, penandaan bagasi di bandara), bidang perbankan (buku cek elektronik, kartu kredit), bidang keamanan (tanda pengenal pegawai, pintu gerbang otomatis, pengawas akses) dan bidang kesehatan (identifikasi dan sejarah medis pasien).

RFID telah berkembang menjadi teknologi massal di dunia dan ini menjadi pertanyaan teknis bagi percetakan label atau security adalah bagaimana mengintegrasikan transponder ke dalam produk mereka dan apa konsep ini makin menarik untuk pelanggan mereka. Untuk percetakan, ini bisnis dan sumber pendapatan yang menarik, jika mereka memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk produk seperti label pakaian, kemasan atau label obat dan banyak lagi.