Smile Islands Corp kini sukses menjadi percetakan beromzet milyaran. Walaupun demikian, Sang Owner Smile Islands, Mochammad Nur Hariyadi tidak pernah berhutang ke Bank untuk mengembangkan usahanya, termasuk dalam hal membeli mesin.

Visi, misi serta latar belakang historis Smile Islands printing mendorongnya untuk tidak pernah berhenti berinovasi karena harus selalu fokus pada kepuasan pelanggan dan standar kualitas yang tinggi.

“Kami memberikan komitmen penuh untuk menyediakan solusi yang terbaik untuk pelanggan dan tidak pernah berhenti dalam melakukan penyempurnaan terhadap unsur-unsur pendukungnya,” ujar Harry Smile (begitu biasa Ia dipanggil).

“Disamping perangkat keras dan perangkat lunak berteknologi tinggi, kami juga memiliki peranan sangat penting di dalam memberikan solusi yang tepat. Dari masukan dan tawaran melalui relasirelasi yang ada menginspirasi Smile Islands untuk menangani beberapa proyek menantang serta menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan sejenis yang sudah mempunyai komitmen yang jelas dan berhasil dibidangnya, maka didasari dengan itu semua serta semangat dan dorongan keluarga besar, akhirnya kami merencanakan untuk melaksanakan komitmen kami di Smile Island,” tambah Harry Smile.

Pada kesempatan beberapa waktu lalu, Redaksi Print Graphic mewawancarai Mochammad Nur Hariyadi, si pemilik Smile Islands Printing.

Mochammad Nur Hariyadi – Owner Smile Islands Printing, Surabaya
Bisa diceritakan latar belakang usaha Percetakan Bapak?

Moch Nur Haryadi (Harry Smile): “Saya lulusan sarjana S1 Akuntansi STIESIA surabaya, lahir pada 3 Januari 1975 di Surabaya. Saya sudah menikah dan di karuniai 4 anak.  Alhamdullilah, saya belum pernah bekerja menjadi karyawan orang lain atau instansi dan rupanya memang tidak dijodohkan kearah sana, dikarenakan dari dulu melamar kerja, enggak ada yang mau menerima saya. Setelah lulus kuliah, saya tidak pernah diterima kerja dimanapun, akhirnya saya mencoba bekerja sendiri di rumah. Waktu itu kami hanya membuka jasa pengetikan yang melayani para mahasiswa. Dari situ ada permintaan cetak warna dari anak anak kampus DKV (Desain Komunikasi Visual) untuk tugas ukuran A4, yang saya ingat, waktu itu harga per lembar A3-nya masih Rp 25.000,-

Seiring waktu, permintaan meningkat dari ukuran A4 lalu ke A3, hingga A1 sampai big Size dan kita pun mengikutinya dengan menambah printer. Awalnya, saya hanya mampu membeli mesin-mesin lama. Dari mulai mesin lama KX P180 lalu LX 300. Dari BJC 210 SP ke 255 SP hingga 3510, lalu HP Design jet 120, kemudian Epson 9600 dan Epson 9800 Stylus Pro. Akhirnya sampai yang dipunyai sekarang mesin berteknologi terkini dari mesin-mesin cetak print on-demand Konica Minolta bizhub PRESS C1100 , KMbizhub PRESS C6000, KM AccurioPress C6100, 1 unit Oce wide format, 3 unit Epson T7070, mesin outdoor printhead Starfire sebanyak 1 unit, printhead Konica Minolta 1024 ada 1 unit, dan infinity ada 1 unit dengan kapasitas 8000 m 2 . Sebagai pribadi, saya usaha berangkat dari ‘nothing’ hingga ‘something’ dengan perjuangan selama bertahun-tahun sejak 1999.

Di awal-awal usaha, benar-benar saya rasakan sebagai tahun-tahun yang melelahkan bagi Smile Islands, serasa kaki jadi kepala, kepala jadi kaki. Di akhir tahun 2012 kemarin, Smile Islands sudah memasuki dunia percetakan offset, melalui cabang kami yang kedua dengan bendera CV Smile Grafika.

Bagaimana kondisi cetak di daerah Bapak? Prospek ke depan atau peluang marketnya?

Di Surabaya sendiri sebenernya merupakan pasar unik dimana harga sangat berperan penting dalam bisnis cetak, konsep Smile murah, cepat dan berkualitas, dimana margin tipis dengan omzet besar, anda puas…saya lemas…he.. he..he..”

Smile Islands PrintingSaat ini sudah ada berapa cabang percetakan Smile Islands?

Harry Smile : “Totalnya, kami baru ada 2 cabang, yaitu yang di pusat berada di Jalan Ngagel Jaya Tengah 84, Surabaya dan cabang kedua di Jalan Raya Kalirungkut 42, Surabaya. Berapa jumlah karyawan Bapak saat ini dari seluruh group perusahaan? Saat ini karyawan Smile Islands, 100 orang.

Bisa diuraikan mesin-mesin cetak offset dan mesin-mesin finishing yang telah dimiliki?

Harry Smile : “Divisi Smile Grafika yang bergerak di percetakan offset, sebenarnya bersegmentasi sama dengan sektor digital printing yang lebih dahulu kami geluti, yaitu sektor retail atau ongkos cetak. Kami memakai mesin cetak Heidelberg Speedmaster SM52 – 4 sebanyak 1 unit, mesin CTCP Basysprint, Mesin Potong merk Polar 2 unit, mesin Laminating dan mesin UV Varnish.”

Ada pengalaman unik saat usaha di bidang percetakan?

Harry Smile : “Dibanding dengan percetakan digital, mungkin percetakan offset sedikit rumit dan butuh konsistensi karena banyak faktor yang menentukan output terbaik. Pengalaman uniknya mungkin berhubungan dengan standarisasi warna dimana customer meminta hasil jadi sama dengan proof yang dia bawa, padahal file outputnya berformat RGB.

Smile Islands Printing
keluarga Mochammad Nur Hariyadi
Opini Bapak mengenai trend industri printing kedepannya?

So..far… So..good, yang paling penting adalah mengetahui akan keinginan customer dan mengikuti teknologi yang terus berkebang dari waktu kewaktu. Apakah motto Bapak dalam hidup ini? Hidup ini untuk ibadah, untuk itu sebisa mungkin kita bisa bermanfaat bagi orang lain. Untuk hal ini Smile berusaha konsisten. Seperti, perusahaan telah memberangkatkan karyawan yang beragama Islam, sebanyak enam orang untuk berangkat umroh ke tanah suci.” @