uv atau latex

UV atau latex menawarkan berbagai manfaat dan keuntungan yang berbeda-beda pada pencetakan komersial terkini. Sementara Solvent sudah mendominasi sejak awal kemunculan digital printing inkjet. Dari beberapa data survey menyatakan bahwa Solvent / Eco-Solvent masih menguasai pasar di angka 80% market global. Nah, yang selalu menjadi pertanyaan menarik, diantara inovasi-inovasi tinta terbaru, mana yang akan menjadi paling populer di masa depan? Minimal dalam lima tahun ke depan?

HP Latex 1500

Seperti halnya banyak sektor, teknologi mendorong perubahan signifikan dalam pencetakan large format. Tetapi akankah UV dan latex akan benar-benar bisa mengambil alih solvent sebagai tinta pilihan?

Dikutip dari spesialis digital printing large format Ricoh UK, Yucel Salih, Selama 10 tahun terakhir, kita telah melihat begitu maraknya kehadiran inkjet digital printer. Semakin banyak penyedia layanan cetak (PSP) menambah layanannya dari konvensional ke digital printing. Bermigrasi dari analog ke digital. Ini secara alami menyebabkan kemajuan dalam teknologi tinta. Latex yang pertama kali dikembangkan oleh HP dan cetak yang menggunakan tinta UV. Ketika printer inkjet digital hanya mengandalkan printhead Xaar dan Seiko. Kini begitu banyak vendor yang terus mengembangkan printhead-printhead terbaru. Konica Minolta, Ricoh, Fujifilm dan Kyocera berlomba-lomba menciptakan printhead UV yang kompetitif, berkualitas tinggi dan semakin ramah lingkungan.

Dari laporan terbaru lembaga survey dan riset tentang image asal UK, Widthwise, menyatakan bahwa “penggunaan teknologi berbasis solvent telah lama eksis dan apakah akan terus bertahan menjadi tren ? apakah pencetakan Solvent mampu bertahan memenuhi permintaan pasar?” Rasanya sulit. Dunia terus berkembang. Teknologi semakin maju. Pasar menuntut hal-hal yang baru, inovatif dan ramah lingkungan.

Dengan perkembangan lebih lanjut dari tinta UV dan Latex untuk media fleksibel (roll to roll) dan rigid (kaku), LED curing menawarkan cetakan dengan resolusi tinggi,  hemat energi, cetak dengan beberapa layer sehingga menghasilkan karakteristik yang unik, texturized yang tangible, sementara Latex menawarkan cetakan yang memiliki resolusi tinggi, detail, halus, sangat ramah lingkungan, tidak berbau, anti-stratch dan anti-crack.

Handtop

Bagaimana pasar berubah dari tinta solvent, ke uv dan latex?

Pencetakan format lebar adalah sektor yang terus berkembang di industri cetak. Angka yang dirilis dalam laporan Widthwise juga menunjukkan bahwa lebih dari setengah  pemain yang di-survei (62%) mengharapkan produsen mesin large format printer memperhitungkan proporsi yang lebih tinggi dari omzet mereka dalam dua hingga lima tahun ke depan.

Apa yang mendorong pertumbuhan UV dan Latex?

Menurut report Buyer, Industri tekstil, periklanan dan pengemasan berada di belakang lonjakan ini, meningkatnya adopsi tinta curable UV di iklan luar ruang, CAD, dan aplikasi pencetakan teknis juga turut berpengaruh.

Selain itu, pelanggan lebih menuntut dalam hal waktu penyelesaian dan keinginan mereka untuk mempersonalisasikan produk. Ketika perusahaan pemilik merk (brand owner) bersaing untuk menarik perhatian orang, mereka mencari solusi inovatif dan personalisasi.

Terlepas dari manfaat-manfaat ini, ada beban tambahan dalam hal biaya, kualitas, dan output, itulah sebabnya penting untuk mempertimbangkan pro dan kontra sebelum membuat keputusan untuk membeli, baik printer solvent/ECO-Solvent, latex atau UV.

“24% dari perusahaan cetak ingin meningkatkan kapasitas dan 15% ingin pindah ke pasar baru”

Bagi banyak perusahaan percetakan, pilihan antara sovent, latex atau pencetakan UV ditentukan oleh peralatan dan proses saat ini. Namun, bagi pengusaha percetakan yang selalu mengevaluasi proses mereka dan mencari untuk memperluas ke segmen pasar baru (contoh di Indonesia ; Rianno – Percetakan Rakyat, Harjanto (XGraphics), Eddy Kimas (PrimaGraphia) yang telah lebih dulu bermain di sektor UV dan Latex).

Ada beberapa faktor penting untuk dipertimbangkan ketika memilih printer format lebar UV atau Latex:

Apa jenis pekerjaan yang Anda lakukan?

Pertanyaan ini berlaku untuk saat ini dan di mana Anda melihat bisnis Anda di masa depan. Sukses dalam pencetakan digital dimulai dengan memilih jenis tinta yang tepat untuk pekerjaan Anda (segmen yang mau diplih mau kemana). Jadi, jika Anda ingin memperluas, Anda perlu merencanakan ke depan. Signage dan karya luar ruang membutuhkan pertimbangan berbeda dibanding cetak untuk seni atau fotografi, misalnya.

Apakah media cetak yang Anda kerjakan akan digunakan di dalam atau di luar ruangan?

Ini adalah faktor utama yang perlu diperhitungkan. Jika Anda berharap akan membuat tampilan dalam ruangan yang besar, tinta Solvent/ECO-Solvent mungkin bukan pilihan terbaik karena proses pencetakan memiliki bau menyengat yang dirasakan setelah pencetakan, sedangkan latex dan UV tidak berbau dan memiliki tingkat ketahanan gores (scratch).

Apakah Anda perlu mencetak langsung ke media yang kaku (rigid)?

Di sinilah pencetakan UV hadir. Mencetak ke hampir semua permukaan keras. Termasuk kayu, beton, plastik, logam, kaca, dan lain-lain. Pencetakan biasanya hanya dibatasi oleh pembatasan tinggi printer dan lebar cetak. Mencetak langsung ke media menghilangkan kebutuhan untuk menempelkan cetakan ke papan, menghemat waktu, bahan, dan pekerjaan ulang yang mahal.

Apakah Anda perlu menghasilkan pencetakan dengan kecepatan tinggi?

Jika jawabannya adalah ya, maka latex dan beberapa sistem UV umumnya akan mencetak dengan kecepatan lebih tinggi karena cetakannya cepat kering saat keluar dari printer.

Kualitas cetak apa yang dibutuhkan?

Pada bahan-bahan tertentu, tinta pelarut umumnya dapat memberikan cetakan definisi yang lebih tinggi daripada latex atau UV. Kualitas cetak terbaik dicapai dengan menggunakan tinta berbasis dye/ pigmen, tetapi ini kurang tahan lama di luar ruangan dan rentan terhadap goresan (scratch).
Jadi, manakah yang paling populer di lima tahun ke depan? UV atau latex? Berikut ini grafik pertumbuhan masing-masing printer dari survey Widthwise :

 

Sumber-sumber :
- Widthwise
- Ricoh UK
- Printweek
- Flaar Report