Digitalisasi Bisnis Printing, Bagaimana caranya?

Beberapa tahun belakangan semakin santer isu digitalisasi, hampir setiap media mengulasnya. Ratusan atau mungkin bahkan ribuan seminar hingga workshopnya digelar di segenap kota kota di negeri ini. Terlebih ketika kepala negara Presiden Jokowi terus menggaungkan Revolusi Industri 4.0 sebagai bagian dari target perubahan industri dan sistem yang berlaku di Indonesia. Penghargaanpun diberikan kepada para pebisnis Startup yang sukses mengembangkan bisnis digitalnya seperti Bukalapak dan Gojek yang dinilai berhasil menciptakan perubahan gaya hidup digital dan mendorong percepatan kemajuan ekonomi digital sebagaimana diharapkan pemerintah. Digitalisasi Bisnis Printing, Perlukah?
Muncul pertanyaan, seberapa urgensi transformasi konvensional ke digital? Apakah benar ini perlu dilakukan semua sektor industri?
Mari coba kita simak uraian data berikut, Kementerian Komunikasi dan Informatika memproyeksikan, pada 2020, ekonomi digital Tanah Air bisa tumbuh mencapai 130 miliar dollar AS atau Rp 1.700 triliun. Angka proyeksi itu mencapai 20 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Sementara itu, revolusi transformasi digital dari industri ini dari kajiannya mampu menghasilkan peningkatan pendapatan, penghematan biaya serta efisiensi operasional. Konsultan bisnis internasional, PricewaterhouseCooper (PwC), dalam laporannya, menyebutkan bahwa transformasi digital dan revolusi industri 4.0 diperkirakan akan menambah pendapatan perusahaan di Asia Pasifik sebesar 39 persen selama lima tahun ke depan (kompas).
Dalam bahasa sederhana, arah trend belanja digital akan terus meningkat terutama di sektor konsumsi retail yang menjadi market utama saat ini. Ini menyangkut perubahan gaya hidup, perubahan pola belanja yang lebih efisien, cepat, ekonomis dan variatif. Orang tidak lagi direpotkan lagi dengan keharusan berkeliling dari toko ke toko untuk memilih dan membeli barang yang dibutuhkan. Semua informasi bisa didapatkan dengan berbekal gadget atau gawai yang terkoneksi internet dalam hitungan menit dengan detail spesifikasi dan harganya. Demikian juga pada bisnis B2B, bagian logistik atau pengadaan bisa mendapatkan gambaran biaya yang harus disiapkan terkait dengan produk atau jasa yang diperlukan. Perlahan tapi pasti semua bergerak searah menuju titik yang sama: PERUBAHAN!
Arus pergerakan di Industri Printing Saat ini sudah ada beberapa startup printing di Indonesia yang memberikan layanan satu pintu dalam bentuk website dan aplikasi seperti Gogoprint Indonesia, Printerous, Tjetak.com yang memberi layanan solusi cetak berbasis kemitraan seperti layaknya Gojek atau Grab.
Lalu bagaimana dengan percetakan konvensional yang sedang berjalan? Tentu saja akan tetap berjalan, namun pembenahan dan persiapan masuk ke pasar digital tentu menjadi hal yang sebaiknya terus dilakukan. Keberadaan startup printing bisa disikapi positif bagi percetakan yang ingin fokus pada produksinya dengan bergabung sebagai mitra dari startup untuk memperluas marketnya. Bisa juga dengan membuka pintu marketing digitalnya sendiri untuk yang ingin meraih pasar digital yang terus tumbuh ini secara regional. Satu hal yang pasti, harus ada kesiapan dan kemauan dari pihak manajemen untuk menangani pasar digital ini, karena digital market menuntut kepastian, kepercayaan, kecepatan dan pastinya kualitas yang terjamin agar mereka menjadi loyal market ke depannya. Masih ingin duduk diam dan menjadi penonton perubahan ini atau segera bergerak dan mempersiapkan diri menjadi bagian dari perubahan ini dan meraih pasar global? Semua keputusan akan kembali pada Anda.