6 April 2021 – Menurut IDC Worldwide Quarterly Industrial Printer Tracker, gabungan dari semua produk industri percetakan di Indonesia turun secara signifikan sebesar -45,3% YoY. “Penurunan tajam yang sangat besar ini menunjukkan dampak COVID-19 yang sangat dalam bagi bisnis sektor ini. Dengan resesi  yang terus berlangsung hingga Q1 2021 ini, pasar akan berjuang semakin berat setidaknya hingga Q3 2021 setelah bulan puasa dan Hari Raya, ” kata Muhammad Faris Latief, Analis Pasar untuk IPDS di IDC Indonesia. Apalagi perusahaan harus mengeluarkan pengeluaran tambahan untuk bonus Tunjangan Hari Raya.

Perihal Pengiriman Unit 

Computer Aided Design (CAD) atau Printer teknik adalah produk yang dihadapkan pada kondisi yang paling berat selama masa pandemi. Ada anggaran terbatas bagi perusahaan untuk berinvestasi untuk peralatan baru di sektor CAD. Sejauh ini, pasar teknis mengalami penurunan -65% YoY. Di pasar Grafik, penurunan menunjukkan -36,4% YoY. End User yang didominasi oleh para Penyedia Layanan Cetak (Printshop) dan pasar Komersial mengklaim volume Cetak (omzet cetak) juga telah turun lebih dari 50% dibandingkan tahun 2019.

Nilai Produk

Dilihat dari nilai produk, tahun 2020 mengalami penurunan setidaknya -9,93%. Nilai penurunan tidak signifikan meskipun pasar import mesin printer mengalami penurunan besar-besaran dalam pengiriman unit. Produk grafis (signagage)  memiliki nilai terbesar, namun Industri tekstil dan Label Kemasan merupakan faktor utama yang menahan penurunan pasar secara signifikan selama masa pandemi.

Tren yang Muncul selama COVID-19

Melihat tren baru yang muncul di tahun ini, kami akan melihat jumlah printer PET-Direct ke Film (DTF) yang menjamur. Mesin ini adalah teknologi alternatif jenius dalam aplikasi Tekstil Grafis. Ini akan menjadi substitusi dari teknologi sablon lama, dan berpotensi menggerus secara signifikan terhadap pasar DTG dan Polyflex. “Biaya mencetak satu T-Shirt dengan ukuran A4 di sisi depan kurang dari 0,3 USD dan lebih murah daripada teknologi Tekstil Grafis di pasar.” kata Muhammad Faris Latief, Analis Pasar untuk IPDS di IDC Indonesia.

“Kami ingin tahu  bagaimana pasar akan mereformasi dirinya pada tahun 2021 dan mengharapkan pertumbuhan yang signifikan dengan penerapan yang lebih kreatif dan teknologi yang diadopsi pada periode mendatang. Kami berharap ada pemulihan yang lebih cepat di tahun ini, ” tambah Faris Latief.

Tentang IDC Trackers

Produk IDC Tracker memberikan ukuran pasar, pangsa vendor, dan prakiraan yang akurat dan tepat waktu untuk ratusan pasar teknologi dari lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Menggunakan alat kepemilikan dan proses penelitian, IDC Tracker diperbarui setiap semester, triwulanan, dan bulanan. Hasil data IDC Tracker dikirimkan ke klien dalam kiriman format excel yang ramah pengguna dan alat kueri online.

@sumber : idc.com