“Dalam 1 tahun di tahun 2016, saya dua kali pergi ke China pulang dengan tangan kosong”

Rudy Soenardi : “Seperti diketahui bahwa basis awal bisnis Gading Murni adalah alat tulis, peralatan kantor, furniture kantor dan lain-lain. Nah, dalam perjalanan waktu, Gading Murni (GM) menjadi agen produk stempel TRODAT dari Austria. Produk stempel asal Austria ini ternyata membuat terobosan mesin laser, yaitu TROTEC.

Dalam 1 tahun mesin TROTEC, yang secara harga sebenarnya tidak murah juga, tapi dalam setahun kita bisa menjual sampai ratusan unit. Masuk ke para pemain stempel. Dalam perjalanannya, berhubung semakin ramai, maka trotec ini juga masuk ke para pemain digital printing yang juga buka usaha fotokopi.

Pada tahun 2016, kebetulan saya pribadi punya perusahaan yang bergerak di mesin cetak laser A3+ itu customernya juga sama sejalan dengan TROTEC. Akhirnya saya dengan Pak Aruwan Soenardi berunding. Kebetulan Pak Aruwan juga terlibat langsung dalam usaha ini juga. Saya mengusulkan bagaimana kalau kita perluas saja produknya ke mesin-mesin digital printing juga. Pada saat itu GM belum ada mesin digital printing. Akhirnya, jatuhlah keputusan bahwa oke lah, kita coba itu di tahun 2016 pada tahun 2016. Dalam 1 tahun saya dua kali pergi ke Cina pulang dengan tangan kosong. Kenapa? Karena pada waktu saya mau beli mesin di pabrikan A mereka sudah bilang “Oh saya sudah punya agen di Indonesia. Semua merek ngomong semua punya agen. Tidak ada yang bisa saya beli, tapi saya coba yang ketiga kalinya, saya ke China lagi. Saya bawa orang lokal sana untuk bantu saya cari. Ya apapun yang bisa saya masukin ke Indonesia. Dapatlah kami, merek EYECOLOR. Akhirnya sampai sekarang ini hubungan EYECOLOR dengan Gading Murni itu sejak tahun 2017 dan mungkin sampai masa ke depannya juga. EYECOLOR pernah dalam suatu masa mengalami kesulitan, kita juga tetap bantu mesinnya dia, sampai mereka bangkit kembali.”

Dari situ maka berkembanglah Gading Murni membentuk divisi baru namanya DGI

Rudy Soenardi : “Nama DGI itu adalah ide dari kepala cabang saya di Jakarta sekarang, Pak Mirza di tahun 2017. Masih di tahun yang sama, sewaktu pertama kali start, kami terus berkembang di tahun 2017 ke 2018 kita membukukan penjualan  naik 100%, 2018 ke 2019 100% lagi satu kali, di 2019 sampai 2020 satu kali lipat lagi, dari 2020 sampai 2021 itu growth-nya satu kali lipatnya lagi. Jadi, pada waktu itu pertumbuhan kami sangat tinggi. Karena pertumbuhan kami sangat tinggi dan begitu cepat, belum dapat diimbangi dengan keberadaan teknisi kami. Karena mendidik teknisi yang baru fresh itu tentunya memerlukan waktu.

Tetapi saya perbaiki terus dan saya bilang, beri saya waktu untuk memperbaiki ini dan kenyataannya saya bisa. Gading Muni bisa mengejar ketertinggalan dalam urusan teknisi, sehingga sekarang sudah tidak ada lagi isu masalah teknikal. Jadi, perkembangan itu demikian pesatnya sampai akhirnya setelah tahun 2021 ke 2022 itu mulai melandai naiknya karena kan kita lihat grafik bisa begitu sampai peak nya dia pasti akan melandai grow-nya itu akan terukur. Tidak bisa tumbuh terus-terusan  dan di masa pandemi GM berhasil survive dan growth.

Di masa 2023 -2024, growth kami tinggi karena ada pemilu 2024 . Nah,di tahun 2025, laporan bulan Januari kita masih growth 11% jadi kalau orang-orang memprediksi ada penurunan pasca 2024 ternyata kita masih growth, biarpun growth-nya tidak tidak sesuai dengan target.

Target kita growth-nya itu 30% sampai 50% tapi ini growth-nya hanya tercapai sampai 11% tapi it’s ok, kita sudah memahami dari situasi mungkin dari setelah pemilu, orang-orang sudah full penuh mesinnya, kita bisa pahami masalah itu. Jadi kita tumbuh, lalu di triwulan pertama tahun 2025 karena ada libur panjang di bulan Maret 2025 itu pun kita drop tapi tidak terlampau tajam.

Evaluasi Januari sampai April 2025 dibandingkan dengan Januari sampai April tahun 2024, minusnya cuma 10%. Nah, kini ada tren terus meningkat. Apalagi ada pameran GPPE Jakarta 2025 dan SPE 2025,  sudah pasti meningkat dan pada Q2 sampai bulan November 2025, saya yakin bahwa kita akan  terus tumbuh. Saya yakin sepanjang tahun 2025, Gading Murni akan mengalami satu pertumbuhan yang juga cukup besar. Apalagi dengan ditunjang dimana GM sudah mendapat master dealer dari Epson Indonesia.”

Sekarang pengembangan Gading Murni sudah punya cabang kesembilan di Samarinda

Rudy Soenardi : “Gading Murni sekarang sudah punya 9 cabang dan nanti akan menyusul Kupang dan beberapa daerah lainnya. Kenapa kita perlu cabang banyak lagi? ya karena kita bisa membagi workload ya dari penjualan satu kita mendekatkan diri kita pada customer kita kalau satu daerah kita mau masuk kita harus punya orang di situ kita punya bahan di situ kita punya sales di lokasi itu, supaya kita menjadi yang terbesar di daerah tersebut. Tujuan kita begitu dan orang-orang yang beli mesin di daerah akan merasa senang bahwa mereka dekat dengan kita.” @