Terdapat 3 teknologi pada prinsip kerja desain plate imagesetter untuk CtP offset, yaitu : External Drum, Internal Drum dan tipe flat-bed. Baca artikel teknologi CTP prinsip kerja Extenal Drum.
Desain Internal Drum

Konsep desain teknologi Internal Drum berasal dari desain lama imagesetter computer to film (CtF). Pelat cetak ditempatkan ke mesin melalui suatu silinder. Kebanyakan perangkat menggunakan sudut lebih dari 180°.

internal drumAda cermin berputar istilah tekniknya; rotating mirror, pada sumbu internal drum. Sinar laser tercermin dalam sumbu Drum dan dibelokkan oleh rotating mirror ke permukaan pelat, yang men-scan dengan arah melingkar. Optik dengan rotating mirror berputar bergerak perlahan ke arah sumbu. Rotating mirror berputar sangat cepat: jumlah rotasi mungkin lebih dari 40.000 rpm (putaran per menit).

Beberapa produsen telah memutuskan mendukung prinsip Internal Drum yang membangun palung dengan dasar granit, sehingga lebih solid, geometrisnya stabil, dan memungkinkan tahan getaran. Perusahaan Gerber, yang sekarang bernama Barco, disebut sebagai pelopor teknologi Internal Drum.

Hal ini lebih sulit untuk bekerja dengan beberapa sinar secara paralel menggunakan metode Internal Drum. Tapi ada solusi untuk ini. Pada tahun 1997, sistem CtP bernama “Xpose!” Diperkenalkan oleh Luscher. Sebagai konsep baru, yaitu multi-laser.Dalam sistem ini terdiri enam puluh empat laser dioda dalam modul berputar (rotating module).

Pemaparan pelat dalam sistem tersebut, jalur sinar laser, dan laser optik ditunjukkan pada ilustrasi disamping ini.

Susunan dioda diletakkan sangat dekat dengan permukaan pelat. Pembelokkan cermin tidak diperlukan. Transfer image datanya cepat, contactless, data ditransfer ke rotating imaging head. Konsep multi-laser lainnya ditunjukkan oleh desain-desain dari produk Fuji Film, eCRM, dan Cymbolic Sciences.

Desain Flat-Bed

Dalam konsep flat-bed, pelat cetak diletakkan rata selama proses imaging. Hal paling sederhana dan paling umum digunakan contoh teknologi imaging dalam proses exposure pelat, sinar laser dibelokkan baris demi baris oleh polygon mirror dengan imaging dan correction optics. Di sini, sering muncul masalah rumit saat terlepas dari optik, laser dot pada tepi pelat secara geometris memiliki sudut yang berbeda dibanding di area tengah pelat (proyeksi kurang tajam dan bulat di pinggir). Oleh karena itu, flat-bed imager lebih cocok untuk mesin cetak offset format kecil atau pencetakan dengan persyaratan kualitas cetak yang tidak terlalu ketat (misalnya, dalam pencetakan surat kabar).

ctp desain flat-bedSebenarnya ada solusi teknis untuk menghindari kesalahan imaging dengan metode desain yang digunakan ini, seperti dalam ilustrasi diatas (optik khusus, dll), tetapi belum digunakan pada perangkat produksi karena biaya produksinya lebih besar. Namun, perkembangan ke arah tersebut sedang berlangsung. Sebuah keuntungan besar dari metode flat-bed adalah penanganan pelat sangat mudah. Perangkat berkualitas tinggi yang menggunakan metode flat-bed dilengkapi dengan beberapa imaging head khusus yang bekerja secara paralel (misalnya, “LithoSetter” dari Barco) atau mereka memiliki imaging head yang bergerak di pelat di beberapa strip berturut-turut (“Titan 582 Combination Platesetter “dari ICG).

Ada jumlah yang relatif tinggi pada sistem flat-bed di rentang format cetak 50 cm x 70 cm dan di pencetakan surat kabar. Kemudahan penanganan pelat membuat metode ini sangat menguntungkan untuk surat kabar, waktu produksi image setter pelat cetak bisa lebih singkat. Ini sangat penting bagi percetakan surat kabar.